Pemblokir Iklan Terdeteksi

Matikan adBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

translate to english

Belajar Copywriting: Cara Lengkap “Menjual”dengan Tulisan

Konten [Tampil]

“Apa saja yang saya perlukan dalam memasarkan sebuah bisnis?”

Barangkali pertanyaan tersebut muncul ketika Anda baru pertama kali merintis usaha.

Kebanyakan orang akan menyuruh Anda untuk mengiklankannya dengan media-media yang biasa  dilihat masyarakat, seperti billboard, televisi, dan koran. Atau di zaman serba digital ini, website, media sosial, banner iklan, email marketing, dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, beragam media tersebut bukan penentu keberhasilan promosi. Apalagi jika Anda melakukannya secara asal-asalan. Jangankan bertransaksi, tidak semua orang akan serta merta tertarik dengan usaha pemasaran Anda. 

Daripada kehilangan banyak dana untuk promosi yang gagal, lebih baik Anda belajar membuat konten pemasaran yang tepat sasaran. Caranya adalah dengan copywriting.

Di artikel ini, Anda akan belajar copywriting secara lengkap. Mulai dari pengertian, manfaatnya, serta langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukannya. Tidak hanya itu, nanti Anda juga akan belajar teknik dan contoh copywriting! Selamat belajar!

Apa Itu Copywriting?

Copywriting adalah teknik membujuk pembaca untuk megikuti perintah Anda. Perintahnya apapun yang bertujuan untuk menghasilkan konversi, seperti membeli, berlangganan, mendaftar, dan sebagainya.

Awalnya, copywriting hanya digunakan dalam pembuatan advertorial, sales letter, billboard, dan media pemasaran tertulis lainnya. Itulah mengapa teknik ini dinamakan “copywriting”.

Namun, di zaman multimedia ini pun belajar copywriting masih dianggap penting. Selain dalam bentuk tulisan, metode ini juga diterapkan untuk membuat naskah video dan podcast.

Di samping itu, kemampuan copywriter dituangkan dalam berbagai media pemasaran, termasuk:

  • Teks di landing page
  • Artikel blog
  • Email newsletter
  • Post media sosial
  • Headline dan meta description pada hasil pencarian Google
  • Iklan berbayar di Google maupun media sosial
  • Judul dan deskripsi video YouTube 

Baca juga: Apa itu Content Marketing?

Mengapa Anda Membutuhkan Copywriting?

Apa bedanya copywriting dengan cara menulis pada umumnya? Bukankah materi-materi pemasaran yang disebutkan tadi bisa ditulis oleh siapa saja?

Belum tentu. Agar dapat meningkatkan efektifitas promosi, Anda tidak bisa membuatnya secara asal-asalan.

Tanpa memahami teknik copywriting, kemungkinan besar Anda akan mengalami hal-hal berikut ini:

  • Tingkat konversi pelanggan rendah;
  • Traffic website tidak kunjung naik;
  • Post di media sosial tidak mendapat banyak respon;
  • Artikel blog Anda jarang dibaca atau dibagikan orang lain;
  • Tak banyak yang berminat untuk mengunduh ebook Anda;
  • Email list sepi pendaftar;
  • Usaha pemasaran afiliasi sepi peminat;
  • Dan masih banyak lagi.

Tentunya Anda tidak ingin berada di titik itu selamanya, bukan?

Nah, meskipun copywriting lebih terdengar seperti seni daripada teori, ada langkah-langkah yang dapat Anda lakukan agar teks Anda terdengar lebih “menjual”. Mari simak di bagian berikutnya.

Belajar Copywriting: 6 Langkah Membuat Tulisan yang “Menjual”

Sebagai seorang copywriter, ada enam langkah yang harus Anda lakukan, yaitu:

  1. Pelajari Produk Atau Layanan Anda

  2. Pahami Kebutuhan Audiens

  3. Tentukan Headline yang Memikat

  4. Dukung Headline dengan Lead yang Menarik

  5. Tulis Copy yang Berkualitas

  6. Akhiri dengan Persuasi

1. Pelajari Produk atau Layanan Anda

Tanpa mengenali produk, layanan, atau konten yang ditawarkan, Anda tidak akan dapat memasarkannya dengan baik. Inilah mengapa mempelajari produk menjadi bagian penting dari belajar copywriting.

Ini tidak hanya berlaku untuk copywriter yang bekerja untuk sebuah perusahaan. Bagi Anda yang mempromosikan bisnis pribadi pun, ini adalah hal yang penting untuk diingat. Terkecuali jika Anda yang menciptakan barang dagangannya.

Nah, setelah mempelajari tentang apa yang Anda jual, ada baiknya jika Anda menuliskan informasi yang didapat dalam bentuk deskripsi. Ini dilakukan agar nanti Anda punya referensi dalam proses penulisan.

Untuk memudahkan Anda dalam membuat deskripsi produk, coba tanyakan tiga hal ini kepada diri Anda:

  • Apa yang unik dari produk tersebut?
  • Apa saja fiturnya?
  • Apa manfaat yang didapatkan konsumen dari fitur tersebut?

Sekarang, kami akan menjelaskan apa yang perlu Anda tulis berdasarkan ketiga pertanyaan di atas.

Apa yang Unik dari Produk tersebut?

Idealnya, setiap produk (dan layanan) memiliki unique selling point atau USP. Artinya, produk tersebut memiliki keunikan yang tidak ditemukan pada kompetitornya.

Misalnya, Anda ingin memasarkan sabun wajah herbal. Meskipun sudah banyak produsen sabun wajah herbal lainnya, produk Anda 100% bebas dari unsur hewani. Inilah elemen yang bisa Anda gunakan sebagai USP.

Apa Saja Fiturnya?

Di samping sebuah keunikan, produk atau layanan Anda tentunya memiliki beberapa fitur, bukan?  Meskipun tidak semuanya perlu disebutkan dalam teks copywriting, sebaiknya Anda menuliskan fitur-fitur tersebut dalam sebuah daftar agar mudah diingat ketika dibutuhkan.

Dari contoh sabun wajah herbal tadi, Anda bisa menyebutkan bahan khususnya sebagai fitur. Misalnya, sabun tersebut dibuat dari ekstrak daun serai.

Apa Manfaat yang Didapatkan Konsumen dari Fitur Tersebut?

Apabila Anda hanya menyebutkan fitur-fitur dari sebuah produk, audiens belum tentu paham manfaatnya. Oleh karena itu, Anda juga perlu menjelaskan tentang keuntungan dari fitur-fitur yang ada.

Sebagai contoh, sebutkan bahwa ekstrak daun serai yang terkandung di dalam produk sabun Anda tidak hanya memberikan keharuman alami, tetapi juga mencegah munculnya jerawat.


2. Pahami Kebutuhan Audiens

Mengenali audiens Anda tidak kalah pentingnya dari memahami produk sendiri. Mengapa? Karena inti dari copywriting bukanlah keuntungan Anda, tetapi manfaat yang mereka dapatkan ketika menggunakan barang yang Anda jual.

Bayangkan jika seseorang menawarkan sampel parfum mobil, padahal Anda hanya memiliki motor. Pastinya tawaran tersebut Anda tolak karena tidak berfaedah bukan?

Selain itu, Anda juga perlu memahami audiens agar dapat membuat teks pemasaran yang betul-betul terdengar personal, alias tepat sasaran. Jika Anda dapat melakukannya, dijamin banyak orang akan tertarik untuk membeli dari Anda.

Nah, langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mempelajari audiens adalah dengan memberikan survei pada konsumen yang sudah ada.

Ini dapat dilaksanakan dengan mudah jika sebelumnya Anda sudah mendapatkan alamat email mereka. Dengan demikian, Anda tinggal mengirimkan email yang isinya mengajak konsumen untuk mengisi survei.


Dalam survei tersebut, ada beberapa pertanyaan yang wajib dicantumkan agar Anda dapat memahami konsumen semaksimal mungkin, termasuk:

  • “Apa yang membuat Anda tertarik dengan produk kami?”
  • “Apakah Anda pernah menggunakan produk serupa?”
  • “Bagaimana pengalaman Anda menggunakannya?”

Tergantung apa yang Anda jual, Anda juga dapat menanyakan hal-hal yang bersifat lebih pribadi seperti berikut:

  • “Ceritakan tentang diri Anda (umur, tempat tinggal, jumlah penghasilan)”
  • “Apa profesi Anda?” atau “Bisnis apa yang Anda jalankan?”
  • “Apa tantangan sehari-hari yang dapat dipecahkan oleh produk kami? Apa yang belum terpecahkan?”
  • “Apa yang ingin bisa Anda capai dalam pekerjaan atau bisnis?”

Dengan jawaban dari pertanyaan di atas, Anda dapat menciptakan gambaran tentang target audiens yang disebut buyer persona. Seperti deskripsi produk, gambaran ini juga digunakan sebagai referensi.


3. Tentukan Headline yang Memikat

Delapan dari sepuluh audiens hanya akan membaca judul atau headline Anda. Artinya, Anda harus bisa menciptakan judul yang betul-betul menarik perhatian.

Kreatifitas tinggi memang dibutuhkan untuk membuat headline yang kuat. Namun, praktiknya tidak sesulit yang dibayangkan banyak orang. Ketiga trik berikut ini terbukti dapat menyulap judul yang terdengar biasa-biasa saja menjadi menarik:

  • Jelaskan manfaat yang anda tawarkan
  • Buat pembaca ingin segera membeli
  • Cantumkan persentase

Sebutkan Manfaat yang Anda Tawarkan

Anda tentunya tidak ingin kehilangan calon konsumen, bukan? Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah judul yang kurang jelas. Misalnya “Cara Mudah Menghemat Waktu Kerja”.

Headline tersebut memang singkat, tetapi pembaca tidak akan langsung mengetahui apa yang akan ia didapatkan dari menyimak keseluruhan teksnya.

Coba Anda ubah judul tadi menjadi “Kerja Selesai 2 Jam lebih Awal dengan 7 Trik Ini”. Judul ini tidak begitu singkat, tetapi pembaca dapat langsung memahami manfaatnya.

Cara ini pun dapat diterapkan untuk headline di landing page. Salah satu contohnya adalah yang dilakukan The Hustle.

praktik copywriting di headline situs The Hustle

Dengan pesan itu, orang yang mengakses halaman tersebut akan langsung paham bahwa The Hustle menawarkan berita bisnis dan teknologi yang dapat disimak dengan cepat.

Buat Pembaca Ingin Segera Membeli

Umumnya, konsumen tidak ingin menolak keuntungan. Diskon, misalnya.

Namun, mencantumkan diskon saja di headline tidaklah cukup. Untuk menciptakan efek yang maksimal, Anda dapat menunjukkan bahwa diskon tersebut tidak berlaku selamanya. Contohnya adalah yang digunakan di halaman utama website Niagahoster.

Headline situs Niagahoster

Selain untuk website, jenis headline ini juga dapat Anda gunakan di iklan media sosial atau pencarian Google. Misalnya, “Hanya 7 Hari! Diskon 35% Untuk Semua Aksesoris”.

Dengan format headline seperti di atas, dijamin semakin banyak orang yang tertarik dengan iklan Anda.

Namun, batas waktu penawaran Anda harus benar-benar ada. Jika tidak, audiens akan kehilangan rasa percaya mereka terhadap Anda.

Cantumkan Persentase

Selain manfaat dan penawaran terbatas, unsur lain yang tidak kalah ampuh untuk menangkap perhatian adalah persentase. Apalagi jika angkanya ganjil.

Mengapa demikian? Dengan adanya persentase di headline Anda, pembaca akan lebih tertarik karena ada hasil spesifik yang bisa didapatkan dari Anda. Misalnya judul ini: “11 Kiat Meningkatkan Traffic Website Sebesar 37,5%”.

Jika headlinenya sekedar “Kiat Meningkatkan Traffic Website”, jumlah orang yang tertarik untuk meng-klik artikel, iklan, atau landing page Anda tidak akan banyak.


4. Dukung Headline dengan Lead yang Menarik

Sebagai yang berada di baris terdepan, headline atau judul tentunya harus dapat menarik audiens. Akan tetapi, orang belum tentu tertarik untuk menyimak artikel, newsletter, atau landing page Anda lebih lanjut setelah meng-klik judulnya.

Untuk itu, headline yang menarik perlu didukung dengan lead atau paragraf pembuka yang menarik pula. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membuat lead yang susah ditolak pembaca:

  • Tunjukkan empati
  • Mulailah dengan fakta
  • Buat audiens penasaran

Tunjukkan Empati

Seperti yang telah kami sebutkan di awal, copywriting adalah tentang audiens Anda. Karena itu, konsep ini juga perlu digunakan dalam lead. Caraya adalah berempati dengan pembaca.

Bukalah lead Anda dengan tiga contoh ungkapan ini untuk membangun koneksi dengan audiens dari awal:

  • “Pernahkah Anda mengalami ini? [lanjutkan dengan cerita singkat tentang masalah audiens]”
  • “Anda tentu tahu betapa [masalah X] bisa sangat mengganggu aktivitas. Untungnya, [produk X] dapat mengatasinya dengan [solusi X]”
  • “Kami paham bahwa [masalah X] dapat mengganggu aktivitas Anda. Oleh karena itu, Anda memerlukan [solusi X]”

Mulailah dengan Fakta

Seperti pada jenis tulisan apapun, data, fakta, atau kutipan dari sebuah sumber terpercaya dapat digunakan sebagai pembuka lead.

Ungkapan-ungkapan berikut ini bisa Anda contoh agar lead terdengar kredibel dan menangkap perhatian audiens:

  • “Riset [perusahaan X] tahun ini menunjukkan bahwa….”
  • “[teknik X] terbukti dapat meningkatkan pendapatan sebesar X%, menurut studi [perusahaan X].”
  • “Telah dibuktikan bahwa [platform X] masih merupakan solusi nomor satu untuk….”

Buat Audiens Penasaran

Audiens tentunya harus dibuat penasaran agar ingin membaca teks Anda sampai akhir. Ini bisa dilakukan dengan ajakan sederhana di akhir paragraf pembuka, seperti “Penasaran dengan caranya? Simaklah artikel ini!”

Selain itu, Anda juga dapat membuat audiens penasaran di awal dengan memberikan fakta yang mengejutkan. Contohnya: “Tidak dapat dipungkiri bahwa [unsur X] bermanfaat bagi tubuh. Namun, tahukah Anda bahwa [unsur X] memiliki dampak negatif?”

5. Tulis Copy yang Berkualitas

Meskipun headline dan lead merupakan bagian penting dalam teknik copywriting, Anda tidak boleh melupakan bagian utama tulisan. Dalam copywriting, bagian ini disebut copy.

Ada beberapa formula yang bisa Anda gunakan untuk menulis copy yang berkualitas, di antaranya:

  • Gunakan kata dan kalimat sederhana
  • Tulis untuk satu orang saja
  • Jelaskan manfaat bagi audiens
  • Manfaatkan subheading

Gunakan Kata dan Kalimat Sederhana

Pernahkah Anda melihat media pemasaran, baik itu landing page, sales email, maupun iklan yang bahasanya sulit dicerna? Pastinya tidak.

Sebagai seorang copywriter, Anda tidak perlu menggunakan kiasan, perumpamaan, atau pun kata yang jarang dipakai sehari-hari, seperti:

  • Mendemonstrasikan
  • Distingtif
  • Utilitas
  • Terintegrasi
  • Diksi

Daripada menggunakan kata-kata di atas, audiens akan lebih mudah memahami teks Anda dengan contoh berikut:

  • Menunjukkan
  • Unik
  • Manfaat
  • Terhubung
  • Kata

Selain itu, sebisa mungkin jangan buat kalimat yang terlalu panjang. Untuk menghindari ini, cobalah untuk tidak menggunakan sebuah kata lebih dari sekali dalam satu kalimat.

Jika tidak bisa, Anda dapat mengakalinya dengan menuliskan kalimat dengan panjang yang berbeda-beda dalam satu paragraf. Dengan cara ini, audiens dijamin tidak akan mudah bosan membaca tulisan Anda.

Tulis untuk Satu Orang Saja

Tujuan copywriting adalah membuat teks yang terdengar personal agar lebih mengena terhadap target audiens.

Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan penggunaan subjek pada tulisan. Alih-alih menggunakan kata ganti orang ketiga seperti mereka dan ia, gantilah subjeknya dengan Anda. Dengan kata lain, tempatkan pembaca sebagai satu-satunya audiens Anda.

Contohnya seperti pada paragraf berikut ini:

“Ingin produktivitas tim Anda meningkat? Jika ya, [biro X] adalah solusi Anda. Dengan pengalaman lebih dari sepuluhseputuh tahun, kami dapat membantu tenaga penjualan Anda untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan.”

Coba bandingkan paragraf tadi dengan yang satu ini:

“[biro X] adalah solusi untuk meningkatkan produktivitas departemen penjualan. Selama lebih dari sepuluh tahun, kami dipercaya berbagai perusahaan untuk melatih tenaga penjualan mereka.”

Paragraf manakah yang lebih terdengar personal menurut Anda?

Jangan Hanya Menyebutkan Fitur

Sebuah copy tentunya harus membahas tentang produk yang Anda tawarkan. Namun, jangan hanya terpaku dengan fitur dari produk tersebut ketika Anda menulis bagian ini.

Daripada sekedar menyebutkan fitur, Anda dapat menggarisbawahi manfaat-manfaat yang bisa didapatkan darinya. Konten di halaman utama website Niagahoster adalah salah satu contoh penerapan teknik copywriting ini.

Penjelasan fitur di situs Niagahoster

Penggalan dari halaman ini menyebutkan beberapa fitur, termasuk LiteSpeed Web Server, Immunify 360, dan live chat. Akan tetapi, manfaatnya juga dijelaskan, seperti hosting super cepat, keamanan website ekstra, dan tim support cepat tanggap.

Manfaatkan Subheading

Ketika membaca artikel pemasaran atau konten email marketing, orang mengharapkan teks yang mudah di-skim atau dibaca tanpa harus memperhatikan semua detailnya. Dengan kata lain, poin-poin penting di tulisan Anda harus jelas.

Nah, Anda dapat menggunakan subheading untuk mempermudah pembaca menemukan poin-poin tersebut.

Di samping itu, subheading juga bermanfaat untuk memenggal teks yang panjang menjadi bagian-bagian kecil. Dengan demikian, teks juga menjadi lebih nyaman dibaca.

6. Akhiri dengan Persuasi

Apapun tujuan teks copywriting Anda, pada bagian akhir harus selalu ada ajakan untuk melakukan aksi yang Anda inginkan. Baik itu membeli produk, subscribe konten, daftar newsletter, atau lainnya.

Untuk membuat ajakan tersebut, Anda perlu menggunakan call-to-action atau CTA. Ini adalah tombol, banner, atau formulir yang berisi perintah bagi audiens Anda. Di website layanan digital, misalnya, CTA yang digunakan biasanya seperti “Mulai Sekarang” atau “Daftar Sekarang”.

Namun, sebaiknya CTA yang Anda buat tidak hanya sekedar mendorong audiens untuk memberikan komitmen mereka. Di saat yang sama, berikan juga manfaat kepada audiens. Contoh copywriting-nya dapat Anda lihat di situs penyedia tool SEO Moz.

Copywriting call to action di situs Moz

Dengan CTA tersebut, Moz mengajak audiensnya untuk mencoba tool SEO-nya secara gratis. Akan tetapi, audiens juga dapat langsung memilih paket berbayar. Di samping itu, mereka juga dapat berhenti berlangganan kapan saja.

Penggunaan CTA di artikel blog tidak jauh berbeda. Formulir berlangganan konten blog Niagahoster adalah contohnya. Anda juga dapat menemukan formulir ini di bagian bawah artikel nanti.

Call to action di blog Niagahoster

CTA ini mengajak pembaca artikel agar mereka mau mendaftarkan alamat email. Sebagai imbalannya, pembaca akan mendapatkan konten-konten blog melalui email.

Intinya, elemen call-to-action pada bagian akhir media pemasaran Anda tidak boleh hanya berupa perintah yang menguntungkan Anda. Berikan juga manfaat yang jelas bagi calon pelanggan atau audiens.

Contoh Copywriting

Setelah mempelajari teori copywriting, Anda sudah bisa mencoba membuat copywriting Anda sendiri. Nah untuk memudahkan Anda, silakan melihat referensi contoh copywriting berikut ini.

Contoh Penggunaan Copywriting untuk Media Iklan/Promosi

Contoh copywriting yang pertama kita ambil dari email kiriman UrbanDaddy. Seperti yang terlihat di bawah ini, Anda menjumpai desain email yang eye-catching, informatif, dan sama sekali tidak terlihat membosankan.

Contoh copywriting media iklan

Ketika Anda membaca copywriting UrbanDaddy tersebut, Anda tidak merasa seperti membaca iklan atau promosi. Rasanya, pesan itu seolah ditulis khusus untuk Anda.

Pilihan kata yang akrab dan personal membuat pembaca merasa dekat. Apalagi, UrbanDaddy mengemasnya dalam bentuk cerita sehingga lebih membangkitkan emosi.

Dengan copywriting yang menarik tersebut, pembaca pun akan merasa engaged. Alhasil, mereka pun terus membaca hingga titik terakhir. Tak lupa, ada CTA juga sehingga pembaca bisa segera melakukan konversi ataupun mengikuti sosial media UrbanDaddy.


Contoh Penggunaan Copywriting untuk Landing Page

Berikutnya ada contoh copywriting untuk landing page. Mari menengok landing page Basecamp ini.

Contoh Copywriting Landing Page

Apa kesan pertama Anda saat melihat landing page di atas? Barangkali, ingatan Anda langsung melayang ke perasaan bahagia ketika hari ulangtahun tiba. Perasaan itu semakin kuat ketika Anda membaca copy ‘Wish Granted’. Akhirnya, harapan Anda dikabulkan! Tapi, harapan apakah itu?

Nah, Basecamp menjawabnya pada deskripsi di bawah headline. Dengan halus, Basecamp menjabarkan manfaat produk mereka. 

Menariknya lagi, Basecamp memperkuat magnet perhatian tersebut dengan mengajak Anda bergabung dengan 4000 lebih bisnis lainnya. Informasi ini juga tidak akan terlewat oleh mata karena Basecamp memberikan highlight pada kalimat-kalimat paling penting.

Jika Anda tertarik mendalami contoh copywriting pada landing page lainnya, silakan kunjungi artikel berikut → 7+ Contoh Landing Page Menarik untuk Website Anda.

Teknik Copywriting agar Tulisan Lebih Persuasif

Selain keenam langkah yang kami bahas tadi, ada beberapa teknik copywriting yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas copy Anda, baik untuk landing page, sales letter, maupun media pemasaran lainnya. Berikut adalah di antaranya:

  • Formula AIDA
  • Teknik Slippery Slide
  • Social Proof
  • Yakinkan audiens dengan Frequently Asked Question

1. Formula AIDA

AIDA adalah singkatan dari Attention Interest, Desire, dan Action. Berikut adalah arti dari keempat unsur tersebut:

  • Attention — tangkap perhatian audiens
  • Interest — buat audiens penasaran
  • Desire — buat audiens menginginkan manfaat yang Anda tawarkan
  • Action — ajak audiens untuk mendapatkan manfaat tersebut

Umumnya, AIDA digunakan dalam content marketing untuk membuat jenis konten yang sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilalui audiens, dari orang awam hingga siap menjadi pelanggan.

Meski demikian, formula AIDA juga dapat dimanfaatkan sebagai panduan dalam menulis teks copywriting. Penggunaannya pun tidak jauh berbeda dengan langkah tiga sampai enam yang tadi telah dibahas. Berikut ini adalah ilustrasi letak masing-masing unsurnya dalam sebuah tulisan:

  • Attention = headline
  • Interest = lead
  • Desire = copy
  • Action = CTA

Jadi, jika Anda merasa kesulitan dalam menulis sebuah teks copywriting, formula AIDA dapat digunakan untuk menentukan kata-kata yang tepat bagi setiap komponen tulisan Anda.


2. Konsep Slippery Slide

Sebagai seorang copywriter, Anda harus dapat membuat audiens tetap tertarik dengan tulisan Anda hingga akhir. Nah, slippery slide adalah teknik copywriting yang perlu diterapkan agar Anda tidak terdengar membosankan.

Pada dasarnya, slippery slide merupakan konsep di mana setiap kalimat dalam teks Anda didukung oleh kalimat selanjutnya. Dengan demikian, semua kalimat memiliki fungsi untuk menjaga rasa ingin tahu pembaca hingga bagian CTA.

Ada dua cara yang dapat Anda lakukan untuk menerapkan konsep slippery slide. Pertama, bayangkan diri Anda sebagai audiens. Dengan kata lain, Anda harus memahami kebutuhan dan cara berpikir mereka agar tidak membuat tulisan yang sulit dipahami.

Kedua, perhitungkan efektivitas masing-masing kalimat Anda. Jangan sampai ada kalimat yang membuat pembaca kehilangan rasa ingin tahunya di tengah jalan atau tidak tertarik dengan yang ingin Anda tawarkan. Tak lupa, baca lagi teks Anda setelah selesai untuk mencari bagian-bagian yang tidak dibutuhkan.

3. Jangan Lupakan Social Proof

Sebenarnya, teknik copywriting ini lebih tepat digunakan untuk landing page dan sales email. Akan tetapi, Anda juga dapat menerapkannya dalam media pemasaran apapun.

Pada dasarnya, social proof adalah elemen copywriting yang digunakan untuk meyakinkan  audiens bahwa Anda dapat dipercaya. Ini dapat ditunjukkan dalam beberapa bentuk, termasuk:

  • Logo klien
  • Testimoni pelanggan
  • Jumlah pelanggan atau subscriber

Social proof biasanya diletakkan sebelum CTA agar calon pelanggan yakin bahwa mereka dapat berbisnis dengan Anda.

Bagi Anda yang belum memiliki banyak pelanggan pun dapat menggunakan social proof. Mintalah testimoni dari klien yang sudah ada dan tampilkan yang terbaik pada media pemasaran Anda.

Atau, apabila menjalankan toko online, Anda dapat meminta persetujuan dari beberapa pelanggan untuk menampilkan ulasan mereka atas produk Anda.

4. Yakinkan Audiens dengan Frequently Asked Questions

Dalam berbisnis, pasti ada beberapa hal di pikiran target pemasaran yang membuatnya ragu-ragu untuk membeli dari Anda. Alasannya bisa jadi harga yang tinggi, ada produk serupa yang lebih terkenal, kurangnya pemahaman tentang layanan Anda, dan lain-lain.

Untuk mengatasi itu, Anda dapat memberikan alasan layanan, barang, atau konten Anda lebih unggul dari yang ditawarkan kompetitor di dalam copy Anda.

Namun, menjelaskannya dalam bentuk paragraf bukanlah cara yang paling efektif jika dilakukan di landing page situs Anda. Apalagi, desain landing page harus mudah untuk disimak secara kilat.

Solusinya adalah membuat segmen frequently asked questions atau FAQ. Idealnya, teks pada bagian ini disajikan dalam bentuk poin-poin.

Anda bahkan dapat membuat halaman FAQ tersendiri dan disambungkan ke segmennya pada landing page untuk menjawab segala keraguan audiens.

Salah satu contoh segmen FAQ yang baik dapat Anda temukan di halaman produk Mental Mastery, sebuah kursus online tentang optimisme. Berikut ini adalah penggalannya:

Copywriting faq di landing page Mental Mastery

Pertanyaan pada penggalan FAQ tersebut adalah “bagaimana jika saya tertinggal?”. Kemudian dijelaskan bahwa kursus ini dapat diakses selamanya agar audiens dapat mengikutinya sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.

Bagi orang yang belum pernah mengambil kursus online, informasi seperti ini penting. Ia belum tentu tahu bahwa pembelajaran informal berbasis daring umumnya memungkinkan peserta untuk mengikutinya dengan kecepatan yang diinginkan.

Audiens Anda pun tidak hanya orang-orang yang sudah paham tentang apa yang Anda jual. Jadi, sebaiknya Anda memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul di benak audiens awam.


Apa Saja Jenis-Jenis Copywriting?

Ada 5 jenis copywriting yang perlu Anda ketahui. Apa saja itu? Simak penjelasannya berikut ini!

1. Direct Response Copywriting

Copywriting jenis ini merupakan copywriting yang berfungsi untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen. Misalnya, mengarahkan untuk mengeklik tombol CTA, berlangganan ebook, membagiakan konten, dan lain sebagainya.

Biasanya copywriting jenis ini digunakan pada landing page, homepage, iklan media sosial, dan sebagainya.

2. Marketing Copywriting

Marketing Copywriting merupakan copywriting yang berfokus untuk menawarkan produk, memberikan solusi konsumen, dan menyampaikan manfaat produk. Tujuan akhirnya adalah meyakinkan konsumen untuk membeli produk atau layanan Anda.

Copywriting jenis ini biasanya terdapat pada email marketing dan homepage.

3. Brand Copywriting

Copywriting jenis ini merupakan copywriting yang berfungsi untuk menyampaikan citra dan identitas brand. Selain itu, copywriting jenis ini dapat menjadi pembeda brand milik kompetitor. Misalnya, slogan atau tagline brand.

Copywriting jenis ini sering dipasang pada logo dan halaman “tentang kami”.

4. SEO Copywriting

SEO Copywriting merupakan copywriting yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen dan memposisikan konten di Google. Copywriting yang ditulis pun harus memenuhi kaidah SEO.

Biasanya SEO Copywriting digunakan pada deskripsi produk, landing page, dan kategori produk.

5. Technical Copywriting

Copywriting jenis ini merupakan copywriting yang berfungsi untuk memberikan pemahaman mendalam tentang cara kerja produk atau layanan. Copywriting jenis ini sering digunakan pada produk kesehatan, kecantikan, dan teknologi.

Sudah Siap Menjadi Copywriter?

Copywriting memang tidak sederhana. Seperti yang telah dibahas dalam panduan ini, ada enam langkah yang harus Anda lakukan sebagai seorang copywriter:

  • Mempelajari produk atau layanan Anda
  • Memahami kebutuhan audiens
  • Menentukan headline yang memikat
  • Mendukung headline dengan lead yang menarik
  • Menulis copy yang berkualitas
  • Mengakhiri teks dengan persuasi

Selain itu, setidaknya ada empat teknik copywriting untuk membantu Anda membuat copy yang lebih persuasif:

  • Formula AIDA
  • Konsep Slippery Slide
  • Social Proof
  • Frequently Asked Questions

Namun demikian, kemampuan copywriting Anda dapat diasah dengan terus berlatih. Oleh karena itu, gunakanlah kiat-kiat yang ada dalam panduan ini di setiap kesempatan yang ada.

Selain itu, jangan lupa untuk mencari contoh-contoh baru untuk dijadikan referensi belajar copywriting. Tidak perlu jauh-jauh, karena Anda bisa mengunduh lebih dari 30 tips copywriting dan contohnya di banner berikut ini. Selamat belajar!


Lebih baru Lebih lama

Comments

Featured Widget

close