MongoDB adalah salah satu sistem database paling populer yang telah diunduh sebanyak lebih dari 175 juta kali. Popularitas MongoDB juga bukan tanpa alasan. Sistem database ini memiliki tingkat kecepatan, fleksibilitas, dan kemudahan penggunaan yang lebih baik dari pilihan lain. Tapi, apakah sistem database MongoDB dapat menjadi pilihan yang tepat untukmu?
Baca artikel ini agar kamu dapat memahami MongoDb dengan lebih baik, mulai dari pengertian, keunggulan, hingga tutorial dasar penggunaannya.
Apa itu MongoDB?
MongoDB adalah salah satu database berjenis NoSQL yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman C++. Sistem database ini dapat digunakan oleh para developer untuk mengembangkan berbagai jenis aplikasi dan website yang bersifat terukur (scalable).
Tak seperti jenis database berbasis SQL yang menyusun data menggunakan tabel relasi, MongoDB menggunakan dokumen berformat JSON.
Baca juga: Panduan Lengkap Belajar Coding untuk Pemula
Penyimpanan data dalam format JSON tidak memerlukan struktur tabel atau penyusunan data yang terperinci, sehingga kamu tidak perlu memikirkan tentang relasi antar tabel. Tak heran jika beberapa perusahaan besar seperti Uber, Lyft, Accenture, dan Forbes menggunakan teknologi MongoDB untuk database mereka.
Terdapat tiga komponen penting dalam sistem database MongoDB:
- Database: Keseluruhan penyimpanan yang berisi susunan data (collection).
- Collection: Susunan data yang tersimpan dalam bentuk dokumen (seperti tabel pada sistem database SQL).
- Document: Unit data satuan yang ada pada sebuah sistem database MongoDB
Tak seperti data yang tersimpan pada sistem database SQL, document dalam MongoDB tidak memiliki schema tertentu. Document akan disusun menggunakan struktur key-value yang berfungsi untuk saling memasangkan informasi. Key adalah melacak sebuah objek, sedangkan value adalah isi objek tersebut yang dapat berupa angka, string, atau bentuk objek kompleks lainnya.
Berikut ini adalah persamaan istilah yang dapat dibandingkan antara sistem database SQL dan NoSQL.
Istilah Dasar dalam Penggunaan MongoDB
Setelah membahas pengertian, keunggulan, dan skenario penggunaannya, mari kita bahas panduan dasar agar kamu dapat menggunakan MongoDB.
Agar kamu dapat menggunakan MongoDB, ada baiknya kamu mengerti terlebih dahulu beberapa istilah dasar yang akan sering kamu temui di dalamnya.
Index
Sistem indexing mendukung sistem pencarian informasi yang lebih efisien. Kamu dapat menggunakan berbagai strategi indexing dalam sebuah database MongoDB, termasuk compound index.
Layaknya pencarian pada search engine, kamu dapat menjalankan query tertentu untuk mendapatkan informasi spesifik dari database tanpa perlu mencarinya secara manual.
Sharding
Sharding merupakan istilah yang artinya menyebarkan data secara cerdik kepada beberapa perangkat sekaligus. Dengan dukungan fitur sharding, kamu dapat dengan mudah meningkatkan atau menurunkan kapasitas database MongoDB milikmu.
Dalam sistem MongoDb, data sharding dilakukan pada level collection (sekumpulan dokumen) dan menyebarkan collection tersebut ke dalam beberapa perangkat.
Replicata Sets
Pencadangan data merupakan hal penting untuk memastikan high availability untuk database MongDB milikmu.
Sistem MongoDB secara otomatis membuat setidaknya dua salinan data yang disebut dengan replica set. Dalam sebuah replica set, ada setidaknya tiga instance MongoDB yang secara terus-menerus menyalin data dalam sistem.
Proses penyalinan ini memberikan redundancy dan mengurangi waktu downtime apabila sewaktu-waktu terjadi kesalahan sistem atau maintenance.
Baca juga: Pengertian, Penjelasan, dan Panduan MySQL untuk Pemula
Keunggulan Sistem Database MongoDB
Popularitas MongoDB di kalangan back-end developer bukanlah tanpa alasan. Berikut ini adalah beberapa keunggulan dari MongoDB yang membuatnya semakin menarik untuk digunakan untuk project-mu.
1. Manajemen database yang lebih mudah
Sebagai database berjenis NoSQL, data di dalamnya akan disimpan dalam bentuk dokumen. Berbeda dengan sistem berbasis SQL yang memerlukan susunan tabel spesifik, bentuk penyimpanan ini memiliki fleksibilitas yang tinggi. Fleksibilitas dan adaptabilitas ini tentunya sangat memudahkan developer untuk mengubah serta menyesuaikan konfigurasi data dengan kebutuhan bisnis.
2. Kebutuhan infrastruktur yang lebih ringan
MongoDB juga dapat memberikan performa yang lebih baik dengan spesifikasi infrastruktur yang lebih rendah. Tidak adanya struktur data dan relasi tabel yang rumit memungkinkan database MongoDB untuk beroperasi tanpa mengonsumsi sebagian besar sumber daya server.
Adanya dukungan Memcached juga membantu sistem database ini untuk menyimpan data dalam skala besar, sehingga tak menutup kemungkinan untuk digunakan oleh perusahaan raksasa sekalipun.
3. Skalabilitas yang lebih tinggi
Kebutuhan penyimpanan data tentunya sangat bervariasi. Kadang kamu membutuhkan database besar (Big Data) dengan ratusan ribu baris dokumen, namun ada kalanya kamu membutuhkan beberapa ratus baris saja.
Tak seperti database berbasis SQL yang hanya dapat dikembangkan dengan meningkatkan kapasitas server (scaling up), MongoDB dapat dikembangkan secara horizontal dengan membagi muatan kerja ke beberapa perangkat sekaligus (sharding).
Karena itu, kamu dapat dengan mudah menyesuaikan server kebutuhanmu. Jika kebutuhan database meningkat, kamu dapat dengan mudah menambahkan server untuk memperbesar kapasitas penyimpanan — begitu pula sebaliknya.
4. Adanya dukungan replikasi database
Replikasi database adalah proses untuk menyalin data dari sebuah database pusat ke satu atau beberapa database lain. MongoDB sudah mendukung replikasi data, sehingga kamu dapat mencadangkan data ke beberapa server.
Tentunya, mencadangkan data dapat memiliki beberapa manfaat seperti mencegah kehilangan data, mengurangi downtime, dan memaksimalkan kinerja server.
5. Dukungan bahasa pemrograman yang bervariasi
MongoDB juga memberikan dukungan resmi untuk digunakan dengan berbagai bahasa pemrograman. Berikut adalah beberapa platform dan bahasa pemrograman yang didukung oleh MongoDB:
- C
- C++
- C# dan .NET
- Java
- Node.js
- Perl
- PHP
- Phyton
- Ruby
- Mongoid
6. Dukungan indexing untuk pencarian data lebih cepat
Mengaktifkan indexing juga akan mempercepat proses penarikan data spesifik. Tanpa adanya indexing, maka setiap query yang dijalankan akan meminta server untuk memeriksa keseluruhan dokumen, sehingga memakan waktu lebih lama.
Kamu dapat mengatur document indexing untuk meningkatkan performa pencarian dokumen di dalam sistem MongoDB. Kamu dapat mengindeks semua field yang ada di dalam sistem MongoDB, sehingga proses pencarian informasi spesifik akan sangat mudah dilakukan terlepas dari ukuran database.
7. Lebih mudah untuk mengelola query
MongoDB adalah sebuah sistem database dengan kemampuan untuk menjalankan serta menangani berbagai query atau perintah secara cepat dan akurat. Kamu juga dapat dengan mudah mengakses seluruh data di dalam sistem, sehingga kamu memiliki kendali penuh terhadap semua informasi di dalamnya.
Adanya dukungan indexing seperti di poin no. 6 juga mempermudah kamu dalam menarik data spesifik. Misal, jika kamu ingin mengambil data transaksi finansial dari dalam server, kamu hanya perlu menjalankan query untuk data tersebut.
8. Dukungan untuk berbagai variasi data
MongoDB adalah sebuah database berbasis dynamic schema yang dapat digunakan untuk menyimpan berbagai variasi data, mulai dari data tak terstruktur hingga terstruktur.
Dynamic schema ini juga memungkinkan kamu untuk menyimpan data tanpa perlu mendefinisikan skema sebelum mulai menyimpan data. Dengan kata lain, schema penyimpanan data dapat diubah secara fleksibel dan kapan saja.
Kapan dan Bagaimana MongoDB Dapat Digunakan?
MongoDB merupakan sistem penyimpanan data berbasis dokumen yang menyimpan informasi dalam bentuk yang lebih tidak terstruktur dibanding sistem berbasis SQL. Artinya, data yang disimpan dalam MongoDB tidak memiliki schema. Maka dari itu, kamu dapat memperoleh sistem penyimpanan data yang cepat dan memiliki skalabilitas tinggi.
Untuk penerapannya, MongoDB sebaiknya tidak digunakan untuk aplikasi yang memerlukan penggabungan tabel (table joins) karena sifatnya yang memang tidak mendukung penggunaan tabel. Data dalam MongoDB bersifat tidak terstruktur, sehingga menjalankan operasi penggabungan tabel akan memerlukan waktu yang lama dan menurunkan performa aplikasi.
MongoDB juga tidak memiliki ACID compliant (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability). Artinya, sistem ini sebaiknya tidak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan karakteristik ACID (contoh: aplikasi yang memerlukan transaksi tingkat database.
The post Belajar MongoDB: Pengertian, Keunggulan, dan Penggunaannya appeared first on Blog Dewaweb.
Blog Dewaweb https://ift.tt/3eGbl5n
via Blogger https://ift.tt/3hSeBMZ
July 21, 2021 at 06:42PM