JavaScript dikenal sebagai bahasa pemrograman untuk membangun website yang interaktif dan intuitif. Untungnya, membangun website dengan JavaScript menjadi lebih mudah sejak adanya framework JavaScript.
Dengan framework JavaScript, Anda bisa menggunakan kerangka kode yang sudah ada sehingga mempersingkat proses dan waktu untuk membangun website keren.
Nah, untuk memudahkan Anda memilih framework JS yang tepat, kami sudah merangkum 12 framework JavaScript terbaik untuk dicoba. Kami akan jelaskan juga kelebihan dan kekurangannya.
Tapi sebelum itu, mari pahami lebih dulu apa itu framework JavaScript, yuk!
Apa itu Framework JavaScript?
Framework JavaScript adalah sebuah kerangka untuk mengembangkan website, web app, dan aplikasi dengan bahasa pemrograman JavaScript.
Dengan menggunakan framework JavaScript, Anda jadi tidak perlu menulis kode JavaScript dari nol karena bisa menggunakan kerangka website atau kode dasar yang telah disediakan.
Selanjutnya, Anda tinggal mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah website yang utuh.
Framework JavaScript bersifat open source, artinya Anda bisa mengakses dan mengembangkannya lebih jauh sesuai kebutuhan Anda. Selain gratis, saat ini sudah tersedia banyak pilihan framework JavaScript, lho.
Apa saja framework JS yang bisa Anda pilih? Yuk, masuk ke pembahasan berikutnya.
Baca juga: Panduan Belajar JavaScript Terlengkap untuk Pemula [Update 2021]
12 Framework JavaScript Terbaik
Ada beberapa framework JavaScript yang sering kali digunakan para developer. Apa saja?
1. AngularJS
AngularJS adalah framework yang dikembangkan oleh Google dan paling populer di kalangan developer.
Framework JS ini dirilis pertama kali pada 2009 dengan bahasa pemrograman JavaScript. Lalu, pada 2014 AngularJS memiliki versi baru yang dibangun dengan bahasa TypeScript.
Terdapat 3 bagian utama yang menjadi komponen pentingnya, yaitu:
- ng-app – Arahan dan link dari AngularJS ke HTML.
- ng-model – Arahan data dari app AngularJS ke input kontrol HTML.
- ng-bind – Arahan data dari app AngularJS ke tag HTML.
Fitur-Fitur AngularJS:
- Directives – Memudahkan dalam mengatur DOM (Document Object Model), sehingga bisa menghasilkan konten berformat HTML yang lebih dinamis.
- Hierarchical Injections – Memudahkan pengelolaan kode untuk pengujian dan penggunaan ulang
- Two-way Data Binding – Memudahkan sinkronisasi antara model dan view.
- Scope – Objek yang menampung data Model berisi Method atau perantara antara Controller dan View.
- Controller – Mengontrol data dan alur kerja pada program yang sedang dibangun, berisi kumpulan fungsi-fungsi JavaScript yang dibuat di AngularJS.
- Services – Objek yang dapat digunakan di sebuah aplikasi untuk membuat XMLHttpRequest.
- Filters – Menyortir item atau fungsi kode.
- Directives – Digunakan untuk membuat tag pada HTML.
- Template – Tampilan program dengan yang sedang dibuat berdasarkan Controller dan Model.
- Routing – Proses switching atau perpindahan tampilan.
- Model View Whatever – Pola desain MVC membagi proses kerja karena memiliki tanggung jawab masing-masing. Jadi, metode lebih dekat menjadi MVVM (Model-View-Viewmodel).
- Deep Linking – Mengizinkan developer untuk melakukan encode aplikasi dalam URL, mem-bookmark, dan me-restore kondisi terakhir pada URL.
- Dependency Injection – Developer dapat menulis komponen atau kode secara terpisah satu sama lain, sehingga memudahkan uji coba dan mengembangkan program.
Dengan fitur lengkap tersebut, tak heran brand sekelas Forbes menggunakan framework JavaScript ini.
Baca juga: 25+ Contoh Coding HTML untuk Pemula
Kelebihan AngularJS:
- AngularJS dengan TypeScript memiliki konsep Object Oriented Programming atau berbasis objek, sehingga proses menjadi fleksibel dan jauh lebih mudah dikelola.
- Dapat digunakan untuk membangun program yang kompleks seperti, website berskala besar, native app, PWA yang berkinerja tinggi, hingga RIA (Rich Internet App).
- Pembagian kerja skema MVC (Model, View, Controller), dimana JavaScript sebagai kontrol dan HTML sebagai View. Sehingga,
- Setiap perubahan kode akan langsung terlihat.
- Komponen umum seperti card, toolbar, navbar, dan container, dapat dibangun sekali tapi dapat digunakan berulang kali.
- Jumlah dan struktur baris kode untuk membangun aplikasi sangat rapi.
- Memiliki komunitas pengguna yang luas.
- Dapat melakukan uji coba secara langsung.
- Kompatibel dengan semua browser, kecuali Explorer.
- Terdapat RxJs atau reactive JavaScript, sebuah tools yang dapat menampung segala ketidaksinkronan. Sehingga, kode dapat berjalan meskipun aplikasi masih melakukan permintaan ke server.
- Memungkinkan untuk mengelola Single Page Application dengan mudah.
Kekurangan AngularJS:
- Aturan penulisan kode cukup rumit, sehingga agak sulit bagi pemula.
- Struktur aplikasi yang dihasilkan cenderung lebih rumit, sehingga bisa menurunkan kinerja aplikasi.
- Kurang SEO Friendly.
- Ukuran framework termasuk besar yaitu 566 KB.
- Memerlukan autentikasi dari server untuk menjaga keamanan aplikasi.
- JavaScript dan browser harus selalu terhubung, jika JavaScript ter-disable dengan web browser, maka kode yang sudah dibuat tidak dapat bekerja.
- Developer harus terbiasa dengan bahasa pemrograman TypeScript.
Baca juga: Inilah Perbedaan Java dan JavaScript yang Perlu Anda Tahu
2. React
React adalah framework JavaScript berbasis komponen yang digunakan untuk mengembangkan antarmuka (UI) atau visual yang dinamis.
Ketika Anda membuat aplikasi dengan React, maka setiap satu halaman merupakan komponen yang dapat dibagi menjadi komponen-komponen kecil.
Jadi, Anda dapat mengembangan tampilan (UI) secara lebih detail per komponen.
Itulah kenapa React sangat tepat untuk mengembangkan tampilan program yang interaktif, seperti terlihat pada aplikasi dan website Netflix.
Fitur-Fitur React:
- Virtual DOM – Digunakan untuk menyimpan berbagai perubahan kode.
- Libraries Integration – Dapat dihubungkan dan digunakan bersama dengan berbagai library berbasis JavaScript.
- JSX (JavaScript XML) – Ekstensi sintaks JavaScript untuk memudahkan modifikasi DOM dengan kode HTML.
- Declarative – Membuat UI yang interaktif, sehingga proses
- React Native (Perender khusus React) – Memungkinkan kode digunakan dalam dua aplikasi sekaligus, yaitu Android dan iOS hanya dengan satu block code.
- Flux – Arsitektur aplikasi yang mengontrol aliran data ke komponen melalui satu titik kontrol, yaitu operator.
- React Views – Untuk melihat hasil dari program yang sedang dibangun.
Kelebihan React:
- Menggunakan DOM Virtual yang lebih cepat dari DOM biasa.
- DOM Virtual akan terupdate ketika melakukan penulisan kode karena dapat tersimpan ke memori.
- Komponen yang terstruktur dan sederhana.
- Menggunakan bahasa yang hampir mirip dengan HTML dan CSS.
- Menggunakan one-way data binding dan Flux, sehingga lebih mudah mengontrol kode dan dan men-debug.
- Debugging dapat dilakukan hanya pada komponen yang bermasalah.
- Dapat diuji coba dengan mudah.
- SEO Friendly.
- Memiliki komunitas yang besar.
Kekurangan React:
- Lebih berfokus pada tampilan.
- Dokumentasi yang berubah-ubah karena sering adanya update.
- JSX lebih sulit dipelajari oleh pemula.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Website dengan HTML dan CSS?
3. Vue.js
Vue.js adalah framework JavaScript progresif untuk membangun interface atau tampilan antarmuka yang interaktif.
Contohnya, 9gag yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah thread dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Framework JS ini dikembangkan di bawah MIT License, dimana Anda dapat memodifikasi dan menggunakan kerangka ini untuk website dengan keperluan komersial maupun personal.
Fitur Vue.js:
- Virtual DOM (Document Object Model).
- Components – Untuk membuat dan mengkustomisasi berbagai elemen pada HTML.
- Computed Properties – Untuk melihat perubahan pada tampilan.
- Directives – Untuk melakukan berbagai tindakan pada front-end.
- Data Binding – Untuk memberikan nilai atau value pada atribut HTML.
- Lightweight – Untuk membuat program menjadi lebih sederhana dan cepat.
- Routing – Sebagai perantara antarhalaman.
- Templates – Menghubungkan DOM dengan data instance Vue.js.
- Watcher – Menangani perubahan data agar kode menjadi sederhana.
Baca juga: 10 Front End Framework Terbaik untuk Developer [Update 2021]
Kelebihan Vue.js:
- Dokumentasi yang lengkap dan detail.
- Ringan, ukuran kecil 18 KB.
- Penulisan kode yang singkat, terstruktur, dan sederhana, sehingga memudahkan pemula.
- Tersedia banyak plugin, seperti untuk meningkatkan UX, mengkompres gambar, dan sebagainya.
- Mudah diintegrasikan dengan aplikasi berbasis JavaScript lainnya.
- Tersedia banyak tema yang memiliki komponen dan fitur yang lengkap.
- Fleksibel, dapat menggunakan HTML dan CSS dengan satu template berkali-kali.
- Dapat membuat aplikasi single-page dengan satu file HTML.
Kekurangan Vue.js:
- Komunitas Vue.js belum terlalu besar.
- Komponen yang belum stabil.
- Update terlalu cepat yang sering kali menimbulkan masalah kompatibilitas perangkat.
Baca juga: Cara Membuat JavaScript di HTML Sederhana
4. Ember.js
Ember.js adalah framework js yang rilis pada 2015 dan memiliki konsep MVVM (Model-view-viewmodel). MVVM adalah pola untuk lebih jelas memisahkan pengembangan antarmuka (UI) dari logika bisnis dan perilaku dalam aplikasi.
Framework JavaScript ini juga mendukung Two Way Data Binding, dimana ketika Anda melakukan perubahan pada kode JavaScript, maka akan mempengaruhi tampilan (view layer) yang terdapat pada kode HTML.
Jadi, Ember.js dapat digunakan untuk mengembangkan platform yang andal dan UI yang kompleks, seperti LinkedIn.
Fitur-Fitur Ember.js:
- Ember Inspector – Alat untuk men-debug aplikasi Ember.
- Route – Fitur inti untuk mengelola URL.
- Computed Properties – Memungkinkan Anda mendeklarasikan fungsi sebagai properti, yang akan ditampilkan ketika Anda meminta properti tersebut.
Kelebihan Ember.js:
- Template pada Ember.js dapat meng-update model secara otomatis jika konten aplikasi diubah.
- Template yang tersedia dapat membantu pembangunan UI yang mudah dan fleksibel.
- Terdapat fungsi properties untuk menghitung properti objek.
- Inti model menggunakan HTML dan CSS, sehingga mudah dimengerti oleh pemula.
- Template dapat disusun lebih awal di server, sehingga meningkatkan kecepatan loading.
- Memiliki plugin untuk membantu validasi masukan (atau permintaan) klien sebelum diproses atau dikirim ke server.
- Memiliki plugin yang memungkinkan sinkronisasi server yang sedang istirahat.
- Memiliki API yang stabil.
Kekurangan Ember.js:
- Validasi dari sisi server tetap diperlukan.
- Validasi input ke server belum terintegrasi, sehingga memerlukan plugin khusus
- Tidak dapat memperluas kode HTML.
- Belum memiliki sumber plugin khusus.
- Komunitas belum terlalu besar.
- Ukuran file besar termasuk besar, yaitu 235 KB.
5. Node.js
Node.js adalah pengembangan server-side JavaScript pertama yang bekerja secara cross-platform, sehingga dapat bekerja dengan baik di Windows, iOS, Linux, dan sebagainya.
Dengan mengusung server side JavaScript, Node.js dapat digunakan untuk mengembangkan website yang dinamis. Jadi, operasi input-output dapat dilakukan secara asynchronous. Artinya, program bisa berjalan secara bersamaan tanpa harus menunggu proses antrian.
Tak heran, Node.js sangat populer untuk membuat program aplikasi seperti, aplikasi I/O, aplikasi data streaming, aplikasi data intensive real (DIRT), aplikasi berbasis JSON API, aplikasi single page.
Salah satu contoh website terkenal yang menggunakan Node.js adalah Medium.
Fitur-Fitur Node.js:
- Engine V8 – Compiler JavaScript milik Google yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman C++ untuk meng-compile kode JavaScript menjadi kode dalam dalam tingkat assembly.
- Libuv Library – Library C++ yang bertugas mengelola operasi asynchronous I/O (input/output) di Node.js dan main event loop.
- Design Pattern – Object pool (kumpulan objek yang dapat digunakan untuk task tertentu) dan Facade (memberikan tampilan antarmuka untuk body kode).
- Asynchronous Process – Proses jalannya program bisa dilakukan secara bersamaan tanpa harus menunggu proses antrian.
Kelebihan Node.js:
- Cepat, karena dibangun di atas mesin V8 JavaScript oleh Google Chrome, Node.js library dapat melakukan eksekusi kode dengan cepat.
- Semua API bersifat asynchronous sehingga server tidak perlu menunggu API mengirimkan kembali data.
- Bersifat non-blocking, proses yang tidak membutuhkan output dari proses sebelumnya tetap dapat berjalan bersamaan.
- Tidak ada data buffering, pengalokasian sebagian porsi penyimpanan server untuk data yang sedang diproses.
- Menggunakan database NoSQL, sehingga lebih mudah dikelola dan dapat menggunakan aplikasi MongoDB dan CouchDB karena mendukung JavaScript.
- Memiliki banyak library yang powerful.
- Full-stack dari HTTP server sampai templating engine.
- Bahasa pemrograman yang sama di sisi client dan server.
Kekurangan Node.js:
- API tidak stabil.
- Memiliki banyak update, sehingga dapat mempengaruhi kompatibilitasnya dengan berbagai perangkat.
- Perlu menyesuaikan codebase secara berkala setiap muncul versi terbaru.
Baca juga: Panduan Lengkap Cara Setting Node.js di cPanel
6. Backbone.js
Backbone.js adalah framework yang populer dikalangan web programmer. Namun, framework JS ini juga bisa digunakan untuk membuat single-page application.
Framework Backbone.js lahir dari pemikiran bahwa semua fungsi server-side harus berjalan melalui API. Jadi, Backbone.js dapat menghasilkan fungsi program yang cukup kompleks dengan hanya menulis sedikit coding, seperti Trello yang berhasil dibangun dengan framework ini.
Fitur-Fitur Backbone.js:
- Model – Berisi data interaktif dan fungsinya.
- Tampilan – Untuk mengatur antarmuka, bekerja sesuai peristiwa atau action dari client, mendeteksi perubahan dalam model dan menampilkannya di halaman HTML.
- Koleksi – Kumpulan model yang teratur.
- Acara – Modul Backbone yang dapat dengan mudah digabungkan ke kelas lain.
- Router – Menghubungkan URL sisi klien ke tindakan atau action di aplikasi.
- Sinkronisasi – dapat memetakan status model ke database sisi server.
- Key-Value Binding & Custom Events – Setiap perubahan pada Model berpengaruh terhadap View, begitu pula sebaliknya.
- API Integration – Memungkinkan website dapat berkomunikasi dengan bahasa atau aplikasi lain lewat API yang sudah ada, misalnya RESTful JSON.
- Event Handling – Menyesuaikan perintah pengguna di browser.
Kelebihan Backbone.js:
- Menggunakan fungsi JavaScript, sehingga mengembangkan aplikasi dan front-end jadi lebih mudah.
- Tidak sulit dipelajari oleh pemula.
- Ukuran ringan, yaitu 81 KB.
- Dapat menggunakan plugin agar memiliki two-way data binding.
- Memiliki banyak libraries atau perpustakaan kode.
- API dan dokumentasi yang mudah dipelajari.
- Memiliki gaya pengkodean khas yang memungkinkan pengembang membuat kode lebih sedikit.
Kekurangan Backbone.js:
- Belum memiliki alat untuk debugging.
Baca juga: 9+ Tips Belajar Coding Terlengkap untuk Pemula
7. Meteor
Meteor adalah framework yang dapat digunakan pada sebagian besar pengembangan sebuah perangkat lunak, mulai dari pengembangan back-end, pengelolaan database, logika bisnis, hingga rendering front-end.
Framework ini bukan hanya terkenal sebagai framework JavaScript saja, melainkan juga Isomorphic Development Ecosystem (IDevE), dimana Anda bisa membuat web app yang berjalan real time.
Fitur-Fitur Meteor:
- Distributed Data Protocol – Secara otomatis melakukan perubahan sesuai permintaan klien tanpa harus menulis kode sinkronisasi.
- Universal app – Kode yang sama untuk web browser dan perangkat mobile.
- Package/paket – Untuk mempermudah instalasi dan proses pemrograman.
- Meteor galaxy – Layanan Cloud untuk penyebaran app meteor.
Kelebihan Meteor:
- Dapat membuat prototype dengan cepat.
- Dapat menghasilkan kode lintas platform (cross-platform), yaitu android, iOS, dan website.
- Pengkodean sederhana dan mudah dipahami pemula.
- Dapat dikombinasikan dengan AngularJS dan React.
- Dapat digunakan sebagai full-stack development atau seluruh siklus pembangunan program, mulai dari perencanaan hingga pengembangan.
- Memiliki fitur bawaan seperti, automatic CSS, template reactif, dan minifikasi JS di server produksi.
- Menggunakan kode JS isomorfik, kode yang sama di front-end dan back-end, mobile app dan website.
- Developer tidak perlu menginstal atau mengkonfigurasi berbagai manajer modul, library, driver, API, dan lainnya.
Kekurangan Meteor:
- Terintegrasi dengan MongoDB.
- Tidak cocok untuk membangun aplikasi besar dan kompleks.
Baca juga: Web Developer: Pengertian, Tugas, dan Skill yang Dibutuhkan
8. Mithril
Mithril adalah framework dengan konsep MVC klasik. Framework ini bisa menjadi pilihan karena dianggap kombinasi dari arsitektur yang mirip AngularJS dan menggunakan virtual DOM seperti React.
Fitur-Fitur Mithril:
- JXS – Ekstensi sintaks yang memungkinkan Anda menulis tag HTML yang diselingi dengan JavaScript.
- Animasi – Memiliki opsi untuk menghasilkan animasi yang kaya dan kompleks.
- Path Handling – Untuk menghasilkan rute URL.
- XHR – Cara berkomunikasi dengan server, dapat membuat dan memperbarui HTML, membuat komponen, hingga membuat rute untuk Single Page Application.
- Routing – Proses switching atau perpindahan tampilan.
Kelebihan Mithril:
- Memiliki ukuran kecil, yaitu 9,5 KB.
- Memiliki performa 6.4ms.
- Memiliki API, sehingga cocok untuk membangun widget JavaScript dan UI (user interface) yang membutuhkan kinerja kompleks.
- Ringan, sehingga memiliki loading cepat.
- Kompatibel dengan semua browser.
- Mudah saat melakukan uji coba.
- Dapat diintegrasikan dengan plugin pihak ketiga.
Kekurangan Mithril:
- Komunitas belum begitu besar.
9. Polymer
Polymer pertama kali dirilis pada 2015 dan dikembangkan oleh Google. Dengan framework js ini, Anda dapat membangun web app dengan menggunakan komponen website.
Fitur-Fitur Polymer:
- Penyederhanaan proses pengembangan PWA.
- DOM Shadow – Untuk enkapsulasi CSS, JavaScript, dan templating.
- Polyfills – Untuk membuat elemen yang bisa disesuaikan dan dapat digunakan kembali.
- Catalog Elements – Memiliki banyak persediaan web component siap pakai.
Kelebihan Polymer:
- Struktur kode mudah dipahami pemula.
- Mendukung one-way maupun two-way data binding, sehingga dapat membangun area aplikasi yang lebih luas.
- Tersedia template yang kondisional dan berulang.
- Dibangun atas API standar website, sehingga sangat mudah untuk membuat HTML khusus.
- Dapat digunakan untuk membuat widget yang bisa digunakan kembali dalam dokumen dan web app.
- Menggunakan desain material Google untuk mengembangkan mobile app dengan mudah.
- Elemen custom didistribusikan di seluruh jaringan dan bisa digunakan dengan impor HTML.
Kekurangan Polymer:
- Struktur komponen web Polymer sulit dipahami, sehingga seringkali pengembang menulis ulang dan mengubah pengkodean.
- Kurang cocok untuk membangun aplikasi skala besar dan aplikasi berbasis mobile.
- Dokumentasi dan tutorial masih belum lengkap.
10. Aurelia
Mau membuat tampilan situs web yang keren? Aurelia bisa Anda gunakan untuk mengimplementasikan UI apapun.
Aurelia memiliki tujuan menginterpretasikan sisi server dan klien secara bersamaan dan memungkinkan Anda memperluas kode HTML. Jadi, framework JavaScript ini dapat mengembangkan situs web yang lebih kuat.
Fitur-Fitur Aurelia:
- Komponen – Blok penyusun kerangka kerja Aurelia, terdiri dari model tampilan JavaScript dan HTML.
- Aurelia CLI – Baris perintah resmi untuk Aurelia, dapat digunakan untuk membuat project baru.
- Two-way data binding.
- Board Language Support.
- Routing – Konfigurasi routing yang luas.
- Server Side Rendering – Fitur untuk merender aplikasi di server dan mengirim kembali halaman sepenuhnya ke klien.
Kelebihan Aurelia:
- Dapat memperluas kode HTML untuk berbagai hal, seperti data binding, membangun arsitektur yang modern
- Memiliki kerangka kerja standar website yang bersih, tanpa kode-kode tambahan yang tidak perlu.
- Dapat diintegrasikan dengan tools atau plugin lain bila diperlukan.
- Dapat diintegrasikan dengan Polymer.
- Dapat melakukan testing components dan end-to-end testing.
Kekurangan Aurelia:
- Komunitas yang terbilang kecil.
- Tidak memiliki banyak dokumen tutorial.
11. Next.js
Next.js adalah framework JS yang siap digunakan untuk membangun program dengan mudah, di mana ketika Anda melakukan setup untuk pertama kali, program tersebut siap untuk dijalankan.
Framework JS merupakan pilihan yang baik untuk membangun program melalui front-end. Next.js bisa dibilang sebagai pelengkap React, karena dapat lebih baik dalam hal rendering.
Baca juga: 10 Skill Yang Harus Dimiliki Front End Developer
Fitur-Fitur Next.js:
- Routing Pages – Routing otomatis pada setiap halaman, sehingga Anda tidak perlu membuat file routing berbeda untuk setiap halamannya.
- Build-in CSS Support – Dapat mengimport CSS ke file JavaScript.
- Layout Component – Dapat memecah konstruksi halaman menjadi sekumpulan komponen, yang setiap komponennya dapat digunakan kembali pada halaman lain.
- Image Optimization – Dapat me-resize gambar sesuai dengan agar lebih responsif saat situs dibuka melalui browser.
- Font Optimization – Mengatur inline font CSS secara otomatis.
- Script Optimization – Mengatur prioritas loading pada script pihak ketiga.
- Static File Serving – Memudahkan ketika memanggil dan menggunakan file statis pada halaman tertentu.
- Fast Refresh – Refresh otomatis ketika mendeteksi perubahan script.
Kelebihan Next.js:
- Framework full-stack, dapat membangun dari sisi front-end untuk tampilan website maupun back-end untuk rendering dan pengelolaan database.
- Memiliki template untuk melakukan routing pada halaman web.
- SEO friendly.
- Setup dan deploy project lebih mudah.
- Memiliki performa yang baik.
Baca juga: Cara Memperbaiki Render-Blocking JavaScript and CSS
Kekurangan Next.js:
- Tidak banyak plugin yang kompatibel.
- Tidak menyediakan banyak halaman depan build-in siap pakai, jadi Anda perlu membuat seluruh lapisan front-end.
- Jika ingin membangun toko online, Anda memerlukan tim development dan manajemen khusus.
- Framework terbatas hanya menggunakan router berbasis file dan tidak dapat diubah. Jika ingin menggunakan router yang dinamis, Anda memerlukan server Node.js.
- Build-in state manager yang terbatas, membutuhkan bantuan seperti Redux, MobX, dan sebagainya.
12. Express JS
Express.js adalah framework untuk membangun web app yang menggunakan Node.js sebagai basisnya.
Framework ini merupakan back-end development yang dapat digunakan pada pengelolaan routing session, permintaan HTTP, dan lainnya.
Baca juga: Backend Developer: 5+ Skill yang Harus Dikuasai untuk Jadi Profesional
Fitur-Fitur Express.js:
- Routing – Metode yang digunakan website (server) untuk menampilkan permintaan dari browser (client).
- Middleware – Mengakses permintaan objek, respons objek, dan setiap siklus permintaan dan respon tersebut.
- Static File – File yang dapat diunduh oleh client atau browser.
- Template Engine – Library untuk memilih template yang berbeda.
- Cache – Tidak perlu menulis kode secara berulang.
Kelebihan Express.js:
- Dapat ditingkatkan skalanya dengan cepat.
- Dapat memperbaiki error lebih cepat.
- Mempersingkat proses pengembangan karena terintegrasi dengan full stack MEAN yang dapat membangun keseluruhan website secara cepat.
- Mendukung Google V8 Engine.
- Memiliki komunitas yang besar.
- Menggunakan bahasa pemrograman JavaScript.
Kekurangan Express.js:
- Tidak memiliki sistem authentication, sehingga harus ditambahkan menggunakan plugin.
- Tidak memiliki ORM (Object Relational Mapping) yang dapat mengubah suatu tabel menjadi object, namun bisa menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Sequelize.
Siap Membangun Project dengan Framework JavaScript?
Saat ini, membangun website atau aplikasi yang interaktif bukanlah hal sulit. Apalagi dengan framework JavaScript, pekerjaan Anda akan jauh lebih mudah dengan kerangka yang siap pakai.
Anda dapat menggunakan 12 framework JavaScript yang sudah kami ulas untuk berbagai project Anda, mulai dari website, web app, mobile app, hingga rich internet application.
Yang paling penting, website tersebut performanya harus mumpuni dengan dukungan hosting yang andal, bukan?
Nah, Niagahoster bisa menjadi pilihan terbaik untuk project yang Anda kerjakan!
Dengan layanan hosting Niagahoster, project Anda akan didukung server tercepat di dunia, LiteSpeed Web Server, dan terproteksi dengan fitur Imunify360 yang dapat mencegah malware. Itupun masih ditambah adanya kemudahan pengelolaan dengan cPanel.
Ingin membangun website powerful dengan harga terjangkau? Tersedia Unlimited Hosting, mulai dari Rp26 ribuan saja per bulan!
Ingin membuat web app, PWA, dan aplikasi keren lain dengan resource lebih besar? Cloud Hosting bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda!
Jadi, tunggu apa lagi? Segera wujudkan project terbaik Anda!
The post 12 Framework JavaScript Terbaik 2022 appeared first on Niagahoster Blog.
source https://www.niagahoster.co.id/blog/framework-javascript/