“Tunggu dulu, ya! Permintaan Anda sedang kami proses.” :-\
Jika website Anda bisa berbicara, kalimat inilah yang akan diucapkan kepada pengunjung ketika Anda tidak memasang web cache.
Betul sekali, tanpa web cache, website akan lambat. Alhasil, informasi yang pengunjung inginkan tak kunjung ditampilkan.
Lho, memangnya apa sih web cache itu?
Nah, kami akan mengajak Anda mengenal apa itu cache, manfaat dan jenis-jenisnya, serta banyak hal lain yang akan membuat website Anda diuntungkan.
Sudah tidak sabar? Yuk langsung kita mulai saja..
Pengertian Web Cache
Pernahkah Anda menggunakan jalan pintas agar bisa lebih cepat sampai ke tujuan? Kalau iya, itu artinya Anda sedang menggunakan cache.
Lah kok bisa? Memangnya cache itu sama dengan jalan pintas?
Yap, bisa dibilang begitu. Lebih tepatnya, berikut pengertian cache:
Web cache adalah penyimpanan sementara data website di server maupun browser. Cache membantu menampilkan data dengan lebih cepat saat pengunjung membutuhkannya .
Mungkin sekarang Anda bingung. Apa hubungannya penyimpanan data dengan jalan pintas? Memangnya wujud cache itu seperti apa, sih? Pintu ajaib gitu atau gimana?
Sabar sabar… Kami sudah menyiapkan jawabannya pada poin selanjutnya, kok. Mari lanjut baca dulu!
Cara Kerja Cache
Kurang lebih, seperti ini urutan cara kerja cache.
- Website atau browser menerima request dari pengunjung website;
- Browser mengirim permintaan supaya server menyediakan informasi yang diperlukan;
- Server mencari informasi yang diperlukan;
- Server memberikan dokumen yang diperlukan kepada browser;
- Server dan browser menyimpan salinan dokumen alias cache tersebut;
- Website menampilkan informasi yang Anda inginkan;
- Saat Anda atau orang lain kembali ke website dan mencari informasi yang sama untuk kedua kali (dan seterusnya), server dan browser hanya akan memberikan simpanan dokumen alih-alih mencari ulang. Kalau membaca tahapan di atas, mungkin Anda masih bingung. Karena itu, kami akan mengajak Anda masuk ke dalam cerita.
Kalau membaca tahapan di atas, mungkin Anda masih bingung. Karena itu, kami akan mengajak Anda masuk ke dalam cerita.
Kita mulai ya…
Siang itu Anda kelaparan dan ingin membeli ayam goreng. Saat mencari warung ayam terdekat, Anda menemukan dua pilihan: Cache Fried Chicken dan Nocache Fried Chicken.
Karena perut sudah sangat keroncongan, Anda menginginkan warung yang lebih cepat menyajikan makanan. Anda pun mengamati dan membandingkan cara kerja kedua warung tersebut.
Kira-kira manakah warung yang Anda pilih?
Kami yakin Anda pasti lebih memilih Cache Fried Chicken. Sebab, Cache Fried Chicken lebih cepat dalam menyajikan permintaan pelanggan.
Berbeda dengan Nocache Fried Chicken yang baru mencarikan ayam di peternakan ketika pelanggan datang, Cache Fried Chicken sudah menyimpan stok ayam di etalase dan dapur.
Selain tak perlu bolak-balik menggoreng, tempat penyimpanan ayam Cache Fried Chicken juga lebih dekat dengan pelanggan. Sehingga, mempercepat proses pelayanan.
Baca Juga: Mengenal Progressive Web Apps – Teknologi Website Terbaru
Yap, kira-kira seperti itulah cara kerja cache. Ternyata, cukup mudah untuk Anda pahami, bukan?
Nah, sampai ujung artikel ini, sebaiknya Anda tetap mengingat Cache Fried Chicken. Sebab, kita masih akan terus membahasnya.
Sekarang, mari lanjut dulu ke poin berikutnya.
3+ Manfaat Web Cache
Apa saja sih manfaat web cache untuk website? Ini dia daftar keuntungan yang bisa Anda terima:
1. Website Lebih Cepat
Menunggu itu MENYEBALKAN.
Bahkan 53% orang setuju bahwa mereka akan meninggalkan website jika loading-nya lebih dari 3 detik.
Apakah Anda ingin itu terjadi pada website Anda?
Pastinya tidak.
Nah dengan menggunakan web cache, Anda bisa mencegahnya. Sebab, website akan lebih mudah dan cepat dalam menampilkan informasi yang pengunjung minta.
Namun, jangan hanya mengandalkan cache saja, ya. Silakan padukan dengan berbagai strategi optimasi lain seperti yang bisa Anda temukan di sini → Website Lambat? Pahami Sebab & Solusinya agar Bisnis Selamat!
2. Membuat Pengunjung Betah
Apa kesan Anda saat melihat ini pada website yang Anda kunjungi?
Pasti kesal, bosan, dan mungkin Anda langsung menekan tanda close.
Nah, itu juga yang pengunjung website rasakan ketika website Anda tidak kunjung menampilkan informasi.
Ibarat sebuah hubungan, Anda tak kunjung memberikan respon. Jadi, jangan heran kalau pengunjung jenuh dan beralih ke yang lain.
Untungnya, cache bisa menjaga user experience pengunjung. Performa website akan ngebut sehingga pengunjung pun betah menjelajahi website Anda.
3. Meningkatkan Traffic dan Konversi
Manfaat cache berikutnya yaitu meningkatkan traffic dan konversi website. Hah, kok bisa sih?
Jadi begini, ketika Anda memiliki website yang cepat, Google akan berpikir:
“Wah bagus sekali performa SEO website ini. Sebagai hadiah, aku akan memprioritaskan website ini di halaman terdepanku!”
Setelah Google memajang website Anda pada halaman terdepan hasil pencarian, pengunjung pun lebih mudah menemukan dan mengklik website Anda.
Bahkan faktanya, 75% orang malas menengok selain dari halaman pertama pencarian, lho!
Sekarang, bisa Anda bayangkan kan betapa besar potensi traffic dan konversi jika website berhasil menguasai halaman pertama Google?
Baca Juga: 10+ Cara Agar Website Tampil di Halaman Pertama Google
4. Menghemat Memori Server
Menghemat memori server adalah manfaat web cache yang sudah pasti Anda terima.
Server adalah sistem pusat yang website gunakan untuk memproses permintaan pengunjung.
Sekarang, bayangkan jika sebuah kulkas penuh dengan isian sampai tidak menyisakan celah sedikit pun. Pasti, Anda akan kesulitan mengambil makanan yang Anda inginkan, bukan?
Begitu juga dengan server. Server memiliki kapasitas penyimpanan yang jika terlalu penuh akan membuat proses pencarian informasi alias loading website lama. Bisa-bisa, website malah down dan gagal menampilkan apa yang pengunjung inginkan.
Dengan adanya web cache, tidak semua permintaan harus diproses oleh server. Ibaratnya seperti memindahkan isian kulkas ke kontainer penyimpanan lain sehingga kulkas tidak terlalu penuh.
Alhasil, memori yang tersisa jadi lebih banyak sehingga server tetap bisa memproses permintaan pengunjung website dengan cepat sekaligus menjauh dari risiko down.
Jenis-Jenis Cache yang Berhubungan dengan Website
Sekadar info, ada cukup banyak jenis cache. Namun, kita akan fokus membicarakan jenis-jenis cache yang berhubungan dengan website.
Apa saja ya itu? Ini dia jenis-jenis cache yang berhubungan dengan website.
1. Browser Cache
Anda pengguna Google Chrome, Mozilla Firefox, atau browser lainnya?
Apapun browser yang Anda gunakan, pasti memiliki browser cache.
Browser cache adalah jenis cache yang paling dekat dengan pengunjung website.
Ketika Anda mencari informasi tertentu pada website, browser akan menyimpan datanya. Sehingga ketika Anda mengaksesnya kembali, browser cukup menyajikan cache tersebut.
Sayangnya, seperti etalase yang berukuran mungil, browser cache juga memiliki ruang yang agak sempit. Jadi, jangan heran kalau Anda perlu sering-sering membersihkan cache agar tidak kelewat menumpuk.
Nah, untuk memudahkan memonitor ruang penyimpanan, Anda membutuhkan ‘asisten’. Asisten ini bertugas mengingatkan Anda saat cache sudah menumpuk ataupun kedaluwarsa.
Nama asisten ini adalah add expires header. Menggunakan ini, Anda bisa mengatur durasi penyimpanan cache sesuka hati.
2. Server Cache
Selain browser cache, ada server cache. Server cache merupakan data halaman website yang disimpan di dalam server alias sistem pusat.
Kalau di Cache Fried Chicken, ini adalah kulkas untuk menyimpan stok ayam.
Server cache memiliki beberapa macam cache, yaitu:
- Full-page cache — berisi seluruh data dari halaman website. Seperti gambar, file HTML, stylesheet, dan banyak lagi;
- Object cache — hanya menyimpan satu jenis data pada halaman website. Seperti gambar, database, dan lain-lain;
- Opcode cache — menyimpan file-file PHP yang digunakan website. Dengannya, tiap request dapat dieksekusi file tersebut dengan lebih cepat;
- CDN cache — tempat penyimpanan cache yang tersebar di berbagai negara. Ketika pengunjung mengakses website Anda, server terdekat akan mengirimkan cache tersebut. Cache ini dapat Anda gunakan setelah mengintegrasikan website dengan layanan content delivery network (CDN).
Kami tahu, melihat banyaknya macam server cache tersebut, mungkin dalam pikiran Anda terlintas pertanyaan:
Kalau mau mendapatkan paket lengkap cache, caranya gimana ya?
Nah, jawabannya cukup simple: Gunakanlah LiteSpeed Web Server
Hah? Apa itu LiteSpeed Web Server?
Tenang, kami akan menjawabnya pada poin berikutnya.
LiteSpeed Memcached: Teknologi Web Cache Terbaru, Tercepat, dan Paling Optimal
LiteSpeed Web Server adalah server web yang mempunyai kinerja tinggi dan fitur lengkap.
Selain mendukung semua jenis web cache, Anda juga akan mendapatkan sistem caching spesial: LiteSpeed Memcached.
Litespeed Memcached adalah sistem caching yang memungkinkan Anda menjalankan beberapa memori virtual sehingga mengurangi beban database.
Dengan adanya cache ini, proses yang dilakukan server untuk mencari data yang dibutuhkan halaman website akan lebih cepat dan lancar.
Tidak percaya? Mari mendengar pendapat orang-orang yang sudah pernah menggunakan LiteSpeed Memcached.
Sangat mudah untuk menginstal dan mulai menggunakan Memcached di server dan juga di lingkungan pengembangan lokal Anda.
Mathias Fonseca, Payments and Fraud Prevention Squad Leader di PedidosYa
Memcached memiliki pengaturan dan penggunaan paling sederhana yang pernah saya lihat (sejauh ini) di server caching. Memcached melampaui semua harapan dan kami mencapai tenggat waktu penyelesaian seminggu lebih awal.
Parker Cameron, Software Engineer di 55Places.com
Cepat dan stabil. Kinerjanya tidak terkalahkan. Ia melakukan apa yang harus dilakukannya, dan ia melakukannya dengan sangat baik.
Diego Jancic, Software Developer Engineer di Engineerica Systems, Inc.
Sederhana, cepat, dan bekerja dengan baik… itu hanyalah secuil keunggulan LiteSpeed Memcached.
Pun Anda akan mendapat berbagai kenikmatan lainnya, seperti:
- Mudah mengelola cache
Anda akan memiliki kuasa penuh untuk memodifikasi cache database.
Artinya, Anda dapat memperbarui database yang di-cache agar pengunjung dapat selalu melihat konten terbaru di halaman website.
- Menjauhkan website dari risiko down
LiteSpeed Memcached dirancang untuk bekerja di environment hosting dengan beberapa server.
Oleh karena itu, cache database juga direplikasi ke semua server Anda. Ini memungkinkannya untuk tetap bekerja ketika ada server yang bermasalah.
- Membagi memori ke berbagai server
LiteSpeed Memcached memonitor penggunaan memori virtual yang ada di server-server Anda.
Jika ada yang memorinya kurang, ia akan membagi memori dari server lain ke server tersebut. Artinya, kinerja semua server Anda akan lebih optimal.
Sekarang, Anda pun bertanya-tanya:
Gimana sih cara paling mudah mendapatkan LiteSpeed Memcached?
Nah, Anda bisa mendapatkan LiteSpeed Web Server sekaligus LiteSpeed Memcached melalui paket Cloud Hosting Niagahoster.
Cloud hosting merupakan teknologi yang menggabungkan beberapa server untuk berjalan layaknya satu server utuh.
Itu artinya, jika ada server yang mengalami gangguan, server lain akan bergotong royong menggantikan tugas server yang down tersebut. Alhasil, performa website pun lebih stabil.
Sangat bermanfaat, bukan?
Cara Mengaktifkan LiteSpeed Memcached
Setelah memiliki Cloud Hosting, pasti Anda ingin mengetahui cara mengaktifkan LiteSpeed Memcached. Nah, silakan ikuti langkah-langkah mudah ini:
1. Akses cPanel
Cpanel adalah panel untuk mengontrol hosting. Ada dua cara untuk mengakses cPanel. Kami akan menjelaskannya satu per satu.
Cara #1: Login ke cPanel secara langsung
Yang pertama pertama, login ke cPanel secara langsung. Caranya, cukup ketikkan alamat website Anda pada address bar browser, kemudian tambahkan /cpanel di bagian akhir.
Misalnya:
websiteku.com/cpanel
Jika halaman login cPanel sudah muncul, masukkan username dan password Anda. Login credentials ini tercantum pada email tanda bukti pembelian paket hosting Anda.
Cara #2: Mengakses cPanel melalui Member Area
Selain cara di atas, Anda juga bisa menggunakan alternatif kedua. Alternatif kedua memungkinkan Anda mengakses cPanel melalui Member Area.
Silakan klik tombol Kelola Hosting seperti gambar berikut.
Lalu, pilih tab cPanel dan klik ikon cP seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Sekarang, Anda sudah masuk ke dasbor cPanel. Langkah-langkah berikutnya juga akan kita lakukan di dalam dasbor cPanel.
2. Buka LiteSpeed Memcached User Manager (LSMCD User Manager)
Temukan menu LSMCD User Manager pada dasbor cPanel. Supaya cepat, cukup ketikkan ‘LSMCD’ pada search box. Kemudian, klik menu tersebut.
3. Ganti Password LiteSpeed Memcached
Sebelum mengaktifkan LiteSpeed Memcached, Anda harus membuat password. Caranya, buka halaman User Management di LSMCD User Manager. Kemudian, klik tombol Change Password seperti berikut.
Pada kolom yang tersedia, masukkan password yang telah Anda tentukan. Klik Change Password untuk menyimpan.
Password telah berhasil Anda set jika ada pemberitahuan Password Set Successfully.
4. Aktifkan LiteSpeed Memcached
Masih di dasbor cPanel, kini saatnya Anda mengaktifkan LiteSpeed Memcached. Pertama, cari menu Select PHP Version pada dasbor.
Di dalam menu ini Anda akan menemukan daftar fitur yang ditawarkan di akun hosting Anda. Klik checkbox Memcached untuk mengaktifkan LiteSpeed Memcached.
Setelah LiteSpeed Memcached aktif, selanjutnya mengintegrasikannya dengan website Anda.
5. Instal Plugin LiteSpeed Cache
Anda perlu menginstal plugin LiteSpeed Cache untuk mengintegrasikan LiteSpeed Memcached. Plugin WordPress ini akan mengaktifkan semua jenis cache yang tadi kita bahas pada bagian Jenis-Jenis Cache.
Untuk menginstal plugin LiteSpeed Cache, login ke WordPress Anda. Pada sidebar, klik Plugin > Add New.
Ketikkan ‘LiteSpeed Cache’ di search bar, kemudian klik Install. Jangan lupa untuk menekan Activate setelah plugin terinstal.
Baca Juga: LiteSpeed Cache vs WP Super Cache vs WP Rocket vs W3 Total Cache: Mana yang Lebih Baik?
6. Konfigurasi Plugin LiteSpeed Cache
Langkah terakhir, sekarang saatnya mengatur plugin LiteSpeed Cache. Caranya, di sidebar klik LiteSpeed Cache > Cache. Ini akan membuka halaman konfigurasi LiteSpeed Cache.
Di halaman tersebut, klik tab [6] Object. Kemudian, sesuaikan konfigurasinya dengan yang tertulis di bawah ini:
- Object cache: ON
- Method: Memcache
- Host: localhost
- Port: 1121
Sebentar lagi, konfigurasi plugin LiteSpeed Cache akan selesai. Masih pada halaman yang sama, silakan scroll ke bawah.
Masukkan username Anda dan password yang sudah Anda tentukan. Klik Save Changes jika sudah selesai.
Sekarang, plugin LiteSpeed Cache sudah siap. Anda akan melihat tulisan pada status di bawah tombol object cache. Contohnya seperti berikut ini:
LiteSpeed Cache: Alternatif LiteSpeed Memcached yang Tidak Kalah Tangguh
Setelah membaca bagian sebelumnya, mungkin Anda jadi penasaran:
Kalau saya menggunakan Unlimited Hosting, apa saya nggak bisa menikmati LiteSpeed Memcached?
Nah, penting Anda ketahui, LiteSpeed Memcached hanya bisa dinikmati oleh pengguna Cloud Hosting. Namun, Anda jangan kecewa dulu.
Untungnya, semua paket Unlimited Hosting Niagahoster sudah menggunakan LiteSpeed Web Server. Dengan begitu, Anda bisa memakai ‘sepupu’ LiteSpeed Memcached, yaitu LiteSpeed Cache alias LSCache.
Sekilas, Anda sudah mengenal plugin ini pada poin Cara Mengaktifkan LiteSpeed Memcached. Namun, sebenarnya apa sih LSCache itu?
LiteSpeed Cache merupakan plugin optimasi all-in-one yang mendukung cache pada level server.
Bahkan, cara mendapatkan LSCache juga mudah, lho. Anda bisa menginstalnya secara otomatis melalui Member Area Niagahoster.
Mirip seperti cara menginstal LiteSpeed Memcached, pada Member Area silakan klik Kelola Hosting.
Jika sudah, pilih tab WP Management, klik WordPress Accelerator, lalu geser slider off ke on. Letaknya ditunjukkan dengan anak panah pada gambar di bawah ini:
Sekarang, LSCache sudah terpasang pada website Anda. Mudah, kan?
Kapan Saya Harus Menggunakan LiteSpeed Memcached?
Sampai sini, Anda sudah tahu bahwa:
- Cloud Hosting mendukung LiteSpeed Memcached
- Unlimited Hosting (atau Shared Hosting) mendukung LiteSpeed Cache
Mungkin, dua pilihan ini membuat Anda dilema. Kapankah saya harus menggunakan LiteSpeed Memcached?
Nah, pada dasarnya, menggunakan layanan Cloud Hosting ataupun Unlimited Hosting di Niagahoster itu sama-sama bagus.
Namun, jika website Anda berpotensi memiliki traffic tinggi, sebaiknya menggunakan teknologi web cache terbaru alias LiteSpeed Memcached.
Teknologi LiteSpeed Memcached yang dibawa Cloud Hosting bukan hanya akan membuat website Anda sekadar cepat, tapi juga yang tercepat.
Namun, itu semua kembali ke kebutuhan website Anda. Apakah Anda menginginkan website dengan performa juara?
Aktifkan dan Kelola Web Cache Secara Mudah dengan LiteSpeed Memcached!
Sekarang, Anda sudah memahami bahwa Litespeed Web Server merupakan salah satu server terbaik dalam mengelola web cache. Salah satu privilege yang LiteSpeed Web Server berikan yaitu LiteSpeed Memcached.
Teknologi web cache terbaru ini mampu membuat performa website jauh lebih cepat dan tetap stabil. Sangat cocok untuk website yang berpotensi memiliki traffic tinggi. Misalnya seperti website perusahaan, portal berita, toko online, dan banyak lagi.
Nah, jika ingin memiliki baik LiteSpeed Web Server maupun LiteSpeed Memcached, silakan mempercayakannya kepada Cloud Hosting Niagahoster.
Dengan harga Rp125.000/bulan alias semurah membeli baju, Anda sudah bisa mendapatkan website super cepat yang mendatangkan penghasilan luar biasa.
Jadi, siapkah Anda meroketkan kecepatan website Anda?
The post Web Cache: Pengertian, Manfaat, dan Jenis-Jenisnya appeared first on Niagahoster Blog.
source https://www.niagahoster.co.id/blog/pengertian-web-cache/