Bagi Anda yang ingin terjun ke dunia programming atau developing, mau tidak mau harus akrab dengan debugging. Debugging adalah proses menghapus bug di dalam code.
Oh, spoiler ya, bug pada coding itu sangat menyebalkan. Jika ada satu saja bug di dalam code, keseluruhan program bisa saja error, bahkan dapat membahayakan keamanan program yang sudah susah payah dibuat.
Tapi tenang, menumpas bug tidak sesulit yang dibayangkan, kok. Di artikel ini akan dibahas seputar apa itu debugging, cara kerjanya, hingga belajar bagaimana cara menangani debugging dengan 9 tips jitu.
Tanpa berlama-lama, buka kodemu dan mari debugging bersamaku~
Apa Itu Debugging?
Debugging adalah proses mengidentifikasi dan menghapus bug atau error di dalam kode.
Bug inilah menyebabkan sebuah aplikasi atau software tidak berjalan dengan semestinya. Misalnya, gagal login, error saat input data, disfungsi fitur, blue screen, dll.
Karena sistem pengkodean suatu program biasanya rumit dan kompleks, maka satu saja kesalahan kode dapat berpengaruh pada keseluruhan program.
Tidak heran juga kalau debugging bisa memakan waktu lebih lama dibandingkan saat menulis program itu sendiri.
Itu kenapa proses debug sangat penting dilakukan. Baik sebelum perilisan aplikasi maupun sesudahnya.
Tidak mau kan, program sudah berjalan apalagi digunakan oleh klien, tapi tiba-tiba ada error tak terduga? Atau bahkan disalahgunakan penyusup seperti malware dan kawan-kawannya? Hiy, seram sekali ya!
Mengapa Debugging Perlu Dilakukan?
Melakukan debug merupakan salah satu hal wajib saat membangun sebuah aplikasi/software berbasis kode.
Selain tujuan utama yaitu untuk menyelesaikan bug, proses ini memiliki beberapa manfaat lainnya, seperti:
- Error dapat terdeteksi lebih awal;
- Proses perbaikan dapat dilakukan sedini mungkin;
- Menghindari kesalahan desain program lebih lanjut;
- Dapat memberikan informasi struktur data;
- Membantu developer mengurangi informasi yang tidak berguna;
- Mengurangi resiko hacker yang menyusup melalui celah bug atau error;
- Developer dapat menghindari proses testing yang rumit sehingga menghemat waktu dan energi saat coding.
Cara Kerja Debugging
Biasanya, debugging akan dilakukan oleh para debugger. Namun, keahlian ini juga merupakan poin penting yang harus programmer ataupun full stack developer miliki.
Itu karena cara kerja debugging yang sangat dekat dengan pekerjaan coding. Secara berurutan, cara kerja debugging dapat dijabarkan dalam enam langkah, yaitu:
1. Mereproduksi Bug
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mereproduksi bug. Caranya, mendokumentasikan semua issue bug yang ada dengan benar.
Ada beberapa tujuan mengapa tahap ini sangat penting, yaitu:
- Menentukan skala prioritas penyelesaian bug;
- Bug dapat diselesaikan dengan tim yang tepat;
- Memetakan mana bug yang belum diselesaikan, siap di uji coba, dan lulus quality control;
- Uji coba di berbagai perangkat dan browser untuk melihat apakah ada bug lainnya.
Ketika Anda sudah mereproduksi bug artinya Anda sudah mengantongi bug apa saja yang harus dituntaskan. Nah, Anda dapat menunjuk tim-tim terkait untuk melakukan tahap berikutnya.
2. Mengidentifikasi Error
Selanjutnya, lakukan identifikasi error, yaitu dengan mengumpulkan laporan error atau kesalahan pada program. Contohnya ketika perintah software gagal dieksekusi, maka kemungkinan ada syntax bug pada skrip.
Daftar error ini biasanya didapatkan saat melakukan uji coba program, baik pengujian internal hingga uji coba oleh klien.
Pada tahap ini, pastikan benar-benar mengidentifikasi program secara menyeluruh. Sehingga proses debugging lebih efisien dan nantinya tidak ada lagi bug yang masih tersisa.
3. Menemukan Lokasi Bug
Setelah mengidentifikasi, saatnya menemukan di mana letak error di code tersebut berada. Misalnya, di code navigasi, tombol perintah, dll.
Itu mengapa identifikasi bug pada saat uji coba penting dilaksanakan. Karena lokasi bug bisa jadi akan terdeteksi pada saat itu juga.
4. Menganalisis Error
Oke, sudah tahu ada bug dan di mana lokasinya, maka mari analisis error tersebut, agar nantinya dapat dilakukan perbaikan yang tepat.
Tips jitu: Gunakan teknik bottom-up atau analisis dari kode paling kecil di lokasi error hingga ke kesatuan kode disekitarnya.
Tujuannya, agar Anda mengetahui bug-bug lain yang ada di sekitar kode error. Serta meminimalisir resiko error tambahan pada saat perbaikan.
Seperti sebuah radar, Anda dapat memperbaiki pada pusat error sekaligus menemukan error-error lainnya. Siapa tahu, kode yang error tersebut memiliki efek untuk kode-kode lainnya, kan.
5. Membuktikan Analisis Error
Nah, hasil analisis bug Anda mungkin menemukan adanya bug di lokasi tertentu. Sebelum memperbaikinya, Anda perlu membuktikan bahwa tidak ada error lainnya yang mungkin saja akan muncul pada software.
Caranya, Anda dapat menulis tes otomatis pada lokasi bug dengan bantuan framework test.
Setelah uji skrip dilakukan dan tidak ada masalah/error yang mungkin muncul, barulah masuk ke tahap berikutnya.
6. Lakukan Debugging pada Semua Error
Jika bug yang Anda temukan lebih dari satu, jangan sedih. Anda dapat mengumpulkan terlebih dahulu semua unit test kode yang ingin Anda ubah.
Setelah semuanya terkumpul, jalankan pengujian kode pada setiap kode yang ingin diubah. Ingat, semuanya harus lulus uji coba ya.
7. Memperbaiki dan Validasi Skrip
Oke, Anda sudah masuk ke langkah terakhir.
Sudah punya kode perbaikan? Nah, inilah saat yang ditunggu-tunggu, masukkan semua kode yang sudah Anda perbaiki dan sudah lolos uji coba ke dalam framework.
Selalu lakukan double checking ya. Uji coba lagi semua skrip dan pastikan program berjalan dengan yang diharapkan.
Jika ada bug lagi? Jangan ragu untuk mengulang dari nomor satu ya. Semangat!
9 Tips Debugging untuk Pemula
Di samping keenam cara tersebut yang wajib dilakukan, ada beberapa tips debugging yang akan harus Anda tahu.
Tips berikut dapat memudahkan proses debug yang sangat rumit dan melelahkan. Baik di CMS WordPress maupun coding seperti HTML, PHP, dll.
Apa saja tipsnya? Simak selengkapnya ya.
1. Mengaktifkan WP_DEBUG
WP_DEBUG adalah fitur mode debugging pada WordPress. Sistemnya bekerja dengan cara “memaksa” WordPress untuk menampilkan pesan error dan memberikan peringatan atas bug yang dialami.
Anda dapat menemukannya di file wp-config.php. Ubah nilainya yang semula ‘false’ menjadi ‘true’. Anda dapat menemukannya pada menu File Manager di cPanel.
Caranya, masuk ke Member Area Niagahoster, lalu klik Kelola Hosting.
Setelah berada di tab cPanel, silakan pilih menu File Manager.
Anda hanya perlu mencari keberadaan file wp-config.php. Silakan cek public_html, kemungkinan file tersebut ada di sana.
Buka file dan cari define( ‘WP_DEBUG’, false ). Silakan ubah value ‘false’ menjadi ‘true’ dan simpan file.
PENTING!
Setelah Anda menemukan bug dan memperbaikinya, segera ubah value ‘true’ kembali menjadi ‘false’.
Hal ini karena keamanan WordPress didesain untuk “menyembunyikan” bug atau error website. Jika WP_DEBUG sedang aktif, maka semua detail error dapat terbaca dan menjadi peluang bagi hacker untuk masuk ke sistem WordPress.
2. Mengaktifkan WPDB Error Reporting
Lakukan tips ini jika Anda mengidentifikasi adanya error pada database website.
Teknik ini dapat Anda gunakan untuk menampilkan error SQL di query WordPress. Cara debugging dengan tips ini adalah mengubah value pada variabel $show_errors.
Untuk mengaktifkan WPDB Error Reporting, silakan masuk ke menu File Manager (seperti tutorial di WP_DEBUG).
Lalu, buka file public_html/wp-includes/wp-db.php.
Cari class wpdb dan ubah value $show_errors = false menjadi true.
Setelah itu, WordPress akan menunjukkan semua kueri yang dibuat di website Anda dan mulai melakukan analisis error.
PENTING!
Jangan melakukan debugging pada website yang sedang aktif, pengunjung akan mendapat pesan error. Sebaiknya gunakan website dummy atau website tempat Anda menguji semua kode sebelum merilisnya.
3. Cek Error Log
Jika Anda menemui Internal Server Error saat website sedang dijelajahi, kemungkinan adanya HTTP Error 500. Yang harus Anda lakukan adalah debugging, tentunya.
Meski tidak ada informasi error yang mendetail, Anda dapat mengecek error log website untuk menanganinya.
Ketika terdapat error pada website, biasanya pihak hosting akan secara otomatis menambahkan file error_log di dalam folder public_html. Anda dapat mengecek bug atau error yang terjadi di sana.
Namun, untuk penanganan lebih lanjut, selengkapnya dapat Anda temukan di → Cara Mengatasi HTTP Error 500 pada WordPress.
4. Gunakan Website Staging
Perbaikan bug langsung pada website asli yang sedang live sangat beresiko, lho. Semua perubahan dapat langsung aktif dan dapat membuat pengunjung merasa tidak nyaman.
Selain itu, jika ada kesalahan fatal ya bisa jadi website asli Anda langsung terkena dampaknya.
Nah, untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, Anda perlu menggunakan website staging saat melakukan debugging.
Website staging adalah website kloningan dari website asli Anda. Gunanya, untuk melakukan segala macam uji coba, termasuk debugging. Sehingga Anda dapat melihat perubahan terlebih dahulu sebelum dirilis di website asli.
Di WordPress sendiri sudah memiliki WordPress Staging, sebuah fitur yang dapat Anda gunakan untuk uji coba.
Fitur ini bisa Anda dapatkan dan gunakan otomatis di Member Area Niagahoster. Cara aktivasinya sangat mudah, tinggal masuk ke Member Area Niagahoster > WordPress Management > Sites > Staging.
Ingin tahu lebih lanjut? Semua sudah kami rangkum dalam WordPress Trik: Konfigurasi Staging WordPress untuk Testing.
5. Mengaktifkan SCRIPT_DEBUG
Mengaktifkan SCRIPT_DEBUG dapat dilakukan jika terdapat error dalam skrip atau plugin yang Anda jalankan. Misalnya, plugin tidak berjalan, tersembunyi, dll.
Hal itu dapat disebabkan karena WordPress menggunakan file CSS dan JavaScript, tapi dalam versi yang sudah dikecilkan. Tujuannya agar mempercepat loading website.
Untuk mengatasinya, silakan Anda masuk ke File Manager dan buka file wp-config.php.
Lalu, masukkan define( ‘SCRIPT_DEBUG’, true ) pada file wp-config.php.
Setelah itu, WordPress akan otomatis memuat file CSS dan JavaScript versi asli. Sehingga semua plugin dapat berjalan secara full dan Anda dapat lanjut menganalisis error.
6. Deteksi Error pada PHP
Bagi program PHP, bug seringkali masih saja terjadi. Untuk mengetahui segala informasi tentang status PHP, opsi kompilasi, ekstensi, dll, Anda dapat memantaunya pada file phpinfo.
Cara debugging adalah dengan melakukan konfigurasi file php.ini untuk mengaktifkan pelaporan error.
Namun, untuk mengakses file ini dibutuhkan akses root, sehingga Anda membutuhkan paket hosting seperti VPS agar dapat melakukan konfigurasi lebih fleksibel.
Bagi Anda yang tidak menggunakan VPS, alternatifnya dapat menggunakan PHP Code Checker. Nantinya tools tersebut akan mengecek keseluruhan kode Anda dan membantu mendeteksi bug yang ada.
Terdapat juga tools lain yang dapat Anda manfaatkan seperti, Eclipse dan PHPStorm. Setelah itu, barulah Anda dapat masuk ke tahap membuktikan analisis error bug.
7. Manfaatkan Debugging Tools
Kita semua tahu bahwa proses debugging memerlukan ketelitian tinggi dan memakan waktu yang tidak sedikit. Untuk meringankan pekerjaan Anda, tidak ada salahnya kok menggunakan bantuan debugging tools.
Saat ini, sudah banyak debugging tools yang tersedia. Baik itu untuk CMS WordPress, coding PHP, dan bahasa pemrograman lainnya. Nah, berikut beberapa contoh debugging tools yang dapat Anda coba:
- GDB Tools (GNU Project Debugger): Alat debugging untuk C/C++ dalam pemrograman Unix. Alat ini juga sudah terinstal di sistem Linux.
- DDD Tools (Data Display Debugger): Fokus menjalankan Graphic User Interface di sistem Unix.
- Eclipse: Alat yang dapat membantu integrasi dari editor, build tool, debugger, dan alat pengembangan lainnya. Dapat digunakan pada sistem Windows, Linux, Solaris, dll.
- Query Monitor: Plugin WordPress yang memiliki kemampuan mengaktifkan query basis data, error PHP, menghentikan editor blocks, dll.
- New Relic: Alat premium untuk WordPress yang dapat memantau user experience, memetakan arsitektur WordPress, hingga mendeteksi anomali sebelum terjadi, dan masih banyak lainnya.
Untuk alasan efektivitas, yang dapat Anda gunakan saat debugging adalah tools IDE atau Integrated Development Environment.
Tools dengan sistem IDE ini dapat mengkombinasikan kinerja tools yang diperlukan. Misalnya block editor, editing source code, debugger, dll.
Contohnya seperti Eclipse. Sehingga Anda dapat memantau beberapa pekerjaan sekaligus.
8. Cek Syntax
Programmer juga manusia biasa, setuju? Itu mengapa salah satu bug yang sering terjadi adalah kesalahan pada syntax.
Setelah bug teridentifikasi, segera cek syntax Anda. Mungkin saja hanya kurang titik koma, bisa jadi baris perintah belum ditutup, atau bahkan hanya typo satu huruf pada perintah, dll.
Ingat, kesalahan sekecil apapun dapat menyebabkan error dan mempengaruhi banyak aspek di kode Anda.
Untuk mengecek dan mengatasi masalah syntax pada WordPress, Anda dapat mengikuti panduannya di → Cara Mengatasi Syntax Error pada WordPress.
9. Periksa Browser
Punya masalah dengan tampilan di browser? Mungkin saja itu bug yang disebabkan oleh kode Anda tidak kompatibel dengan browser.
Untuk kode HTML dan CSS, masalah yang berkaitan dengan tampilan website di browser seringkali ditemui. Cara untuk mengatasinya, cobalah periksa tampilan di beberapa browser yang berbeda.
Sebaiknya lakukan pengecekan dahulu di beberapa browser yang berbeda untuk memastikan bahwa kode HTML dan CSS Anda dapat tampil paripurna di browser.
Anda dapat menggunakan tools uji coba seperti BrowserShots, EndTest, Selenium, IE Tab, dll.
Siap Bertempur dengan Bug?
Sampai di sini, Anda sudah mengetahui apa itu debugging, mengapa penting untuk dilakukan dan bagaimana cara kerjanya, hingga 9 tips jitu debugging.
Adanya bug dalam kode, layaknya serangga di dalam rumah. Menyebalkan memang, tapi kalau tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kerusakan fatal.
Debugging adalah salah satu solusi dan jalan keluar untuk menyelamatkan seluruh kode Anda.
Nah, semoga artikel ini membantu Anda dalam melakukan debugging ya. Adakah tips lainnya? Jangan sungkan komentar di bawah ya!