Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia!
Siapa yang tak kenal Forbes? Majalah bisnis yang satu ini kerap menampilkan tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh. Mulai dari pebisnis ternama hingga aktivis lingkungan.
Tak heran jika tokoh yang ditampilkan Forbes sering menjadi sorotan. Contohnya seperti para penerima Forbes 30 Under 30 Asia.
Forbes 30 Under 30 Asia adalah daftar yang menampilkan tokoh-tokoh berprestasi di Asia. Dan sesuai namanya, tokohnya harus berumur di bawah 30 tahun.
Di Indonesia sendiri, Forbes 30 Under 30 Asia sempat menjadi buah bibir. Selain karena masuknya nama-nama yang populer seperti Jerome Polin dan Maudy Ayunda, banyak pula pebisnis muda asal Indonesia yang masuk ke dalam daftarnya.
Apakah kita patut bangga? Tentu! Karena ini menunjukkan bahwa generasi muda di Indonesia diisi oleh orang-orang yang berprestasi.
Tapi, menunjukkan kebanggaan saja tidak cukup. Kita pun harus belajar dari kesuksesan mereka. Sehingga, bukan tidak mungkin prestasi mereka akan tertular ke kita juga.
Nah, Sebelum masuk ke pembahasannya lebih lanjut, yuk kenalan dulu dengan Forbes 30 Under 30!
Apa itu Forbes 30 Under 30?
Pada bulan April 2021, Forbes merilis daftar terbaru untuk 30 Under 30 Asia. Di dalamnya, terdapat 300 tokoh muda dari berbagai negara di Asia yang dianggap berprestasi.
Proses seleksinya pun tidak main-main. Karena 300 orang tersebut merupakan tokoh yang dipilih dari 2500 anak muda yang berhasil masuk nominasi. Sehingga persaingannya bisa dibilang cukup ketat.
Penerimanya sendiri dibagi ke dalam sepuluh kategori,yaitu:
- Entertainment & Sports – Talenta yang dianggap berprestasi di bidang hiburan dan olahraga.
- Media, Marketing & Advertising – Tokoh yang mampu mempengaruhi dunia konten dan berita.
- Social Impact – Tokoh yang mampu memanfaatkan bisnis untuk menyelesaikan masalah sosial.
- Finance & Venture Capital – Tokoh yang berpengaruh terhadap perputaran ekonomi di Asia.
- The Arts – Tokoh yang mampu memberikan dampak di bidang seni.
- Enterprise Technology – Tokoh yang mampu melakukan transformasi bisnis dengan memanfaatkan machine intelligence.
- Consumer Technology – Tokoh yang memanfaatkan revolusi digital untuk mempermudah hidup konsumen.
- Retail & Ecommerce – Tokoh yang mampu berinovasi di bidang retail dan toko online.
- Healthcare & Science – Tokoh yang memberikan dampak positif di bidang sains dan kesehatan.
- Industry Manufacturing & Energy – Tokoh yang menciptakan produk atau teknologi untuk kepentingan masa depan.
Sebetulnya masih ada satu lagi kategori khusus yang ditampilkan Forbes di halaman utamanya, yaitu Big Money Startups. Tokoh yang masuk ke kategori ini adalah tokoh yang berhasil mengembangkan startup dengan pendanaan lebih dari 15 juta USD.
Dari seluruh kategori di atas, Indonesia berhasil menyumbangkan perwakilan di sembilan kategori, berikut daftarnya:
Saat ini mungkin Anda bertanya-tanya, kok nama-nama di atas bisa masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia, ya? Apa saja sih persyaratan yang mereka penuhi? Mari kita lihat jawabannya di bagian selanjutnya!
Apa Syarat untuk Masuk ke Forbes 30 Under 30?
Proses pendaftaran untuk masuk ke Forbes 30 Under 30 dimulai dengan pembukaan form survei Forbes secara publik. Jadi, pengajuan nominasinya bisa dilakukan melalui form tersebut.
Ada tiga cara untuk mengajukan nominasi:
- Mengajukan diri sendiri sebagai kandidat.
- Mendapat rekomendasi dari alumni Forbes 30 Under 30.
- Merekomendasikan orang lain untuk masuk nominasi.
Di dalam formnya, banyak data yang perlu diisi. Mulai dari nama kandidat, pekerjaan, pendidikan, penghargaan, hingga kategori nominasi yang dipilih.
Setelah mengisi formnya, biasanya kandidat perlu menunggu 5 hingga 8 bulan. Karena Forbes perlu mengumpulkan lebih dari 2500 orang yang masuk nominasi.
Jika sudah terkumpul, reporter dan editor Forbes akan mulai me-review daftar nominasinya. Kemudian, mereka akan menghubungi kandidat yang terpilih dan sumber-sumber lain untuk mengkonfirmasi data kandidatnya.
Setelah melewati proses review yang cukup panjang, reporter dan editor Forbes akan mengirimkan 500 nama yang terpilih untuk kemudian diseleksi oleh panel juri.
Nah, siapa saja sih yang menjadi juri untuk Forbes 30 Under 30 Asia 2021? Tentunya bukan orang-orang sembarangan. Contohnya seperti Patrick Grove (CEO Catcha Group), Hiroshi Mikitani (CEO Rakuten), dan Roshni Nadar (Chairperson HCL Technologies).
Lalu, apa saja yang dinilai oleh panel juri? Tentu ada banyak faktor yang dipertimbangkan, di antaranya seperti:
- Kepemimpinan
- Dampak positif yang ditimbulkan
- Potensi sukses
- Kemampuan untuk berinovasi
- Jiwa kewirausahaan
Setelah para juri selesai melakukan penilaian, pada akhirnya akan ada 300 kandidat yang terpilih untuk masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia.
Setelah mengetahui betapa ketatnya seleksi untuk masuk ke daftar Forbes 30 Under 30, pasti Anda jadi penasaran. Sebetulnya apa sih hal-hal yang berkontribusi terhadap kesuksesan mereka? Bagaimana mereka bisa meraih prestasi seperti ini di usia muda?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan membahas karakteristik positif yang dimiliki oleh para penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia. Dengan begitu, setidaknya kita bisa memahami berbagai sikap yang membentuk kesuksesan mereka.
Karakteristik Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Penerima Forbes 30 Under 30?
Setiap orang yang masuk ke daftar Forbes 30 Under 30 tentu punya faktor kesuksesan yang berbeda-beda. Hal ini wajar, karena mereka berprestasi di kategori dan bidang yang berbeda.
Akan tetapi, ada lima karakteristik yang umumnya mereka miliki. Dan kelima karakteristik ini tidak hanya memberi dampak positif secara personal, tapi juga profesional.
Penasaran? Yuk kita lihat satu per satu!
1. Melihat Hambatan sebagai Peluang
Saat menghadapi masalah, apakah Anda melihat masalah tersebut sebagai hambatan atau peluang untuk berkembang menjadi lebih baik?
Bagi para penerima Forbes 30 Under 30 setiap hambatan yang mereka hadapi merupakan peluang untuk maju.
Contohnya seperti yang dialami Rafi Putra Arriyan, Ginanjar Ibnu Solikhin, dan Luqman Sungkar. Ketiganya merupakan founder Flip, yaitu penyedia layanan transfer bank secara gratis.
Mereka sendiri sudah berkawan sejak sama-sama masih berkuliah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Apa yang membuat mereka memutuskan untuk mendirikan Flip? Jadi, awalnya dulu Rafi sering meminjam uang ke Luqman. Alasannya, uang kiriman yang ia dapat tiap bulan kerap tak sampai tepat waktu.
Masalahnya, setiap kali Rafi mau melunasi hutang ke temannya, ia harus membayar biaya transfer antar bank sebesar Rp6500.
Bagi seorang mahasiswa rantau, tentu ini bukan angka yang sedikit. Jadi, ia mencari cara agar tak perlu membayar biaya admin saat transfer antar bank.
Setelah melalui proses riset yang cukup alot, akhirnya pada tahun 2015 Rafi mendirikan Flip bersama Ginanjar dan Lukman.
Berawal dari masalah yang dialami Rafi. Kini Flip sudah melayani lebih dari tiga juta orang yang mengalami masalah yang sama. Luar biasa, bukan?
Mindset ini bisa Anda terapkan juga saat memulai bisnis. Jadi, ketika Anda menghadapi suatu hambatan, cari tahu apakah hambatan tersebut bisa Anda ubah menjadi peluang? Jika iya, segera cari cara untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Baca juga: 30+ Peluang Usaha Paling Menjanjikan di Tahun 2021
2. Menciptakan Sesuatu yang Bernilai
Karakteristik yang satu ini sangat mudah ditebak. Karena penerima Forbes 30 Under 30 tentu dianggap berprestasi karena mereka mampu menciptakan sesuatu yang bernilai.
Tapi, “sesuatu yang bernilai” itu apa sih?
Pertanyaan ini tentu jawabannya bisa bermacam-macam. Sebab, setiap orang punya misi yang berbeda-beda.
Contohnya, Nadine dan Tania, pendiri Generation Girl ingin menciptakan sesuatu yang bernilai untuk para wanita muda agar mereka bisa membentuk para female leaders di masa depan.
Jadi, mereka membangun organisasi non-profit yang dapat membekali para calon pemimpin wanita dengan soft skill seperti berpikir kritis, komunikasi, dan problem solving. Serta skill teknis berbasis STEM (Science, Technology, Engineering dan Mathematics).
Untuk memastikan bahwa misi mereka berjalan dengan lancar, Generation Girl menampilkan impact report di websitenya. Contohnya, dengan memperlihatkan jumlah wanita yang berhasil mereka didik dalam satu periode dan juga daftar program yang berhasil mereka jalankan.
Selain Nadine dan Tania, penerima Forbes 30 Under 30 yang berhasil menciptakan sesuatu yang bernilai adalah Ifandi Khainur Rahim. Sebab, ia ingin mengurangi permasalahan kesehatan mental dan pengembangan diri di Indonesia.
Ia mengawali usahanya dengan membuat channel YouTube bernama Satu Persen. Sesuai dengan misinya, channel ini banyak membahas tentang kesehatan mental dan self development.
Namun, Ifandi merasa bahwa melakukan edukasi via YouTube saja tidak cukup. Itulah mengapa ia menciptakan Satu Persen – Indonesian Life School, yaitu startup pendidikan yang bertujuan untuk mengajarkan tentang berbagai ilmu kehidupan.
Usahanya pun tak main-main. Karena Satu Persen menyediakan webinar, kelas online, dan mental health training yang didukung lebih dari 40 mentor dan psikolog berlisensi dari universitas terbaik.
Apabila Anda ingin melakukan hal yang sama, mulailah dengan menjawab pertanyaan berikut: Apakah Anda bisa menciptakan nilai untuk memecahkan suatu permasalahan?
Tak perlu berpikir terlalu jauh. Awali dari permasalahan yang sederhana terlebih dulu. Contohnya, misalkan banyak tetangga Anda yang khawatir pergi ke pasar karena takut terjangkit virus.
Jadi. agar tetangga Anda bisa tetap berbelanja tanpa perlu keluar rumah, Anda pun menawarkan jasa layanan antar sembako dan sayur untuk warga di perumahan Anda.
Kedengarannya sederhana sekali, bukan? Tapi jangan salah, karena nilai yang Anda tawarkan dibutuhkan banyak orang, kemungkinan bisnis Anda untuk sukses pun jadi lebih besar.
Baca juga: Kreature: Bantu Puluhan Seniman Raih Penghasilan Lewat Bisnis Print on Demand
3. Aktif Berinovasi
Salah satu cara terbaik untuk mencari solusi adalah dengan melakukan inovasi. Sayangnya, tak banyak orang yang tertarik untuk berinovasi karena sudah terlanjur nyaman dengan cara yang lama.
Tapi, memang apa untungnya sih melakukan inovasi? Dalam hal ini, kita bisa belajar dari salah satu penerima Forbes 30 Under 30, yaitu Rendria Labde, founder Magalarva.
Jadi, Magalarva adalah perusahaan agritech yang berdiri sejak tahun 2017. Produk utama perusahaan ini adalah larva lalat tentara hitam (black soldier fly). Biasanya, larva black soldier fly (BSF) dijual untuk dijadikan suplemen atau pakan hewan.
Tapi, sebenarnya tujuan awal Rendria mendirikan Magalarva bukan untuk sekadar berjualan larva. Justru ide untuk mendirikan Magalarva muncul karena ia ingin mencari solusi permasalahan sampah.
Saat berkunjung ke TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) di Bantargebang, ia sadar bahwa bukan hanya sampah anorganik saja yang perlu dikhawatirkan, tapi juga sampah organik.
Penilaian Rendria cukup berdasar. Sebab, 60% sampah di Indonesia merupakan sampah organik. Artinya, perlu ada solusi untuk mengolah sampah organik dalam jumlah yang besar. Itulah mengapa ia melakukan riset tentang larva lalat BSF.
Apa istimewanya larva BSF? Jadi jenis larva ini dapat melakukan pengomposan sampah organik secara cepat. Jika biasanya pengomposan sampah organik bisa berlangsung selama berbulan-bulan, dengan larva BSF, pengomposan bisa berlangsung dalam 1 hingga 2 hari saja.
Nah, selain bermanfaat untuk lingkungan, larva BSF juga cukup bernilai di pasaran. Sebab, larva BSF bisa berfungsi sebagai pakan hewan organik yang memiliki banyak khasiat. Contohnya seperti membantu pertumbuhan hewan serta memperbaiki kesehatan kulitnya.
Dengan potensi yang begitu besar, Magalarva terus melakukan riset dan inovasi agar produk mereka bisa menjangkau skala yang lebih tinggi. Targetnya, mereka ingin bisa mengolah 30 ton sampah organik dan memproduksi 5 ton larva BSF per hari.
Tidak hanya itu, Magalarva pun terus berinovasi agar produknya memiliki nilai lebih tinggi. Alhasil, mereka berhasil membuat produk-produk baru yang berkualitas. Sebut saja pupuk BSF yang mampu meningkatkan produktivitas dan kesehatan tanaman.
Berdasarkan cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa Magalarva bisa terus berkembang karena mereka mampu menangkap peluang yang ada dan tak ragu untuk terus berinovasi.
Jadi, ketika Anda menjalankan bisnis, pastikan Anda tidak terpaku pada produk atau sistem yang Anda miliki saat ini. Teruslah mencari tahu cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas bisnis Anda.
Dengan begitu, Anda dapat menemukan solusi yang tak hanya bernilai untuk konsumen Anda, tapi juga bisnis Anda secara keseluruhan.
Baca juga: Nore Inovasi: Banyak Cuan dan Berkembang Pesat dalam Setahun dari Bisnis Jasa Pembuatan Website
4. Update dengan Tren Terbaru
Sebagai seorang pebisnis, Anda harus terus update dengan tren terkini. Mengapa hal ini penting?
Karena, dengan memperhatikan tren, ada banyak peluang yang bisa Anda temukan. Beberapa penerima Forbes 30 Under 30 pun mampu mencapai kesuksesan karena jeli melihat peluang di balik tren.
Contohnya seperti Liana Gonta Widjaja. Ia mendirikan Greenly, startup jaringan ritel kuliner sehat karena melihat tren konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih di bawah rata-rata.
Rekomendasi minimal asupan sayur dan buah per hari menurut FAO (Food and Agriculture Organization) adalah 300 gram dan 100 gram. Sedangkan rata-rata asupan sayur dan buah orang Indonesia per hari hanya 122 gram dan 92 gram.
Melihat adanya peluang di bisnis makanan dan minuman sehat, Liana serta koleganya, Edrick mendirikan Greenly pada bulan Januari tahun 2019.
Agar bisnisnya terus berkembang, Greenly menggunakan pendekatan online-to-offline (O2O). Jadi selain membuka gerai di mall, mereka juga membuka layanan pesan antar via online. Hal ini tak lain untuk memanfaatkan peningkatan tren transaksi digital.
Hasilnya, bisnis Greenly bertumbuh hingga lima kali lipat. Tidak hanya itu, mereka juga berhasil meraih pendanaan tahap awal dari beberapa angel investor.
Selain Liana, penerima Forbes 30 Under 30 lainnya yang berhasil meraih sukses berkat kemampuannya dalam mendeteksi peluang di balik tren adalah Bernadus Setya, CEO Sucor Sekuritas.
Walaupun lulus sebagai sarjana Teknik Kimia, ia tak ragu saat terjun di dunia sekuritas dengan bergabung di Sucor pada tahun 2016. Alasannya, Bernadus penasaran dengan literasi keuangan yang rendah di Indonesia, khususnya di luar Jakarta.
Berkat kerja kerasnya, pemuda asal Sleman ini mampu meningkatkan karirnya secara bertahap di Sucor Sekuritas. Mulai dari menjadi manajer proyek, manajer pengembangan bisnis, hingga pada tahun 2020 ia diamanahkan oleh para pemegang saham untuk menjadi CEO.
Sejak Bernadus memegang tampuk kepemimpinan, pertumbuhan Sucor Sekuritas pun mengalami peningkatan pesat. Di tahun 2020 saja, laba bersih Sucor naik lebih dari 200% dibanding tahun 2019. Selain itu, Sucor Sekuritas juga berhasil meraih lebih dari 10 ribu nasabah baru.
Apa yang dilakukan Bernadus untuk mendorong keberhasilan Sucor? Salah satunya adalah selalu update dengan tren terbaru dan memanfaatkan momentum.
Contohnya, Bernadus sadar bahwa di tahun 2020 mulai banyak orang yang tertarik dengan investasi saham. Itulah mengapa Sucor Sekuritas semakin aktif mempromosikan SPOT New Generation, yaitu aplikasi yang berfungsi sebagai platform online trading.
Selain itu, Bernadus juga sadar bahwa semakin banyak kaum milenial yang mulai melek finansial. Jadi, Sucor Sekuritas memanfaatkan momen ini untuk memancing para milenial di berbagai platform. Mulai dari Instagram dan YouTube, hingga Telegram.
Nah, apakah Anda juga bisa mencari peluang dengan memanfaatkan tren seperti mereka? Tentu saja bisa!
Caranya, Anda harus terus mencari berita atau wawasan terbaru. Baik itu di portal berita nasional, YouTube, atau artikel blog. Pokoknya, carilah hal-hal yang dapat memperkaya pengetahuan Anda tentang bisnis Anda serta industrinya.
Selain itu, Anda juga dapat mengecek perkembangan tren melalui alat seperti Google Trends. Alat gratis buatan Google ini dapat mengidentifikasi pertumbuhan tren dari waktu ke waktu. Sehingga, Anda akan tahu apakah trennya layak untuk diikuti atau tidak.
Baca juga: Cara Menggunakan Google Trends Termudah
5. Memperkuat Online Presence
Sebagian besar penerima Forbes 30 Under 30 memiliki online presence yang kuat. Karena, mereka secara aktif menggunakan platform online seperti website dan akun media sosial.
Contohnya, Generation Girl dan Satu Persen memanfaatkan website untuk menyampaikan misinya. Sedangkan Greenly dan Sucor Sekuritas menggunakan akun media sosial untuk mempromosikan bisnisnya.
Tapi, sebenarnya apa untungnya sih memperkuat online presence? Tentunya ada banyak, berikut di antaranya:
- Anda dapat dengan mudah menampilkan produk dan layanan bisnis
- Anda bisa menjangkau pasar secara lebih luas.
- Anda dapat berkomunikasi dan terhubung langsung dengan para konsumen.
- Bisnis Anda bisa melakukan aktivitas branding sebebas-bebasnya.
Penerima Forbes 30 Under 30 lainnya yang berhasil memanfaatkan potensi go online adalah William Sunito, CEO Toko Wahab.
Perjalanan Toko Wahab sendiri sebenarnya cukup panjang. Mulai dari toko bahan sembako sederhana pada tahun 1957, bisnis kecil ini mulai berkembang menjadi pemasok bahan-bahan kue pada tahun 1989. Jadi, bisa dibilang Toko Wahab adalah bisnis turun-temurun
Selepas lulus dari University of Washington, William Sunito diamanatkan untuk meneruskan bisnis keluarganya. Oleh karena itu, pada tahun 2015 ia mulai bergabung ke Toko Wahab.
Sejak masuk ke Toko Wahab, ia melihat bahwa bisnis ini punya potensi yang cukup besar. Sebab, berdasarkan pengamatannya, masih belum banyak marketplace bahan baku kue yang menyasar UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Maka dari itu, ia pun menginisiasi pendirian website Tokowahab.com pada tahun 2017. Tujuannya untuk membangun platform B2B (business-to-business) marketplace yang dapat menghubungkan para penggiat UMKM dengan supplier-supplier besar seperti Wysman, Colatta, dan Prochiz.
Selain itu, Tokowahab.com juga menjadi awal dari pengembangan Wahab Baking Center, yaitu wadah untuk mengedukasi para pemilik UMKM terkait dunia bisnis bakery dan pastry.
Tujuan Wahab Baking Center sendiri adalah untuk memberi dampak sosial yang positif terhadap para penggiat UMKM. Jadi, Toko Wahab tidak hanya fokus pada bisnisnya saja.
Dengan adanya Wahab Baking Center, ada banyak hal yang dapat dipelajari pemilik UMKM. Mulai dari tutorial baking, cara memanfaatkan bahan baku, hingga cara mendapatkan sertifikat BPOM.
Berkat usahanya, pendapatan Toko Wahab mengalami pertumbuhan hingga 300%. Selain itu, Tokowahab.com juga berhasil menarik 300 hingga 500 UMKM setiap bulannya untuk jadi pelanggan setia.
Nah, Anda juga bisa mengikuti jejak Toko Wahab dengan cara memanfaatkan platform online untuk pengembangan bisnis.
Agar perjalanan bisnis Anda di dunia digital berjalan dengan mulus, ada dua hal yang mesti Anda persiapkan, yaitu wawasan digital marketing dan platform.
Wawasan digital marketing dapat memberi Anda pencerahan tentang cara mengembangkan dan mempromosikan bisnis via online. Tapi, di manakah Anda bisa mendapatkannya?
Tak usah khawatir, karena Niagahoster menyediakan banyak resource gratis untuk memperkaya wawasan digital marketing Anda. Mulai dari kursus online di Niagahoster Course hingga puluhan ebook digital marketing yang bisa diakses secara cuma-cuma!
Selanjutnya, Anda perlu membangun platform online untuk bisnis Anda. Mulailah dengan membangun website terlebih dulu.
Jangan lupa untuk memastikan bahwa website yang Anda gunakan menarik dan mampu membuat pelanggan Anda nyaman.
Bagaimana caranya? Yuk lihat di bagian selanjutnya!
Buatlah Bisnis Anda Semakin Berkelas dengan Website Berkualitas!
Sekarang Anda sudah tahu berbagai karakteristik yang membuat para penerima Forbes 30 Under 30 sukses di bidangnya masing-masing.
Mulai dari melihat hambatan sebagai peluang, Anda mesti bisa menciptakan sesuatu yang bernilai sembari aktif berinovasi. Jangan lupa untuk terus update dengan tren terbaru dan memperkuat online presence. Sehingga bisnis Anda bisa terus tumbuh dan berkembang.
Nah, untuk melengkapi itu semua. Anda juga mesti memiliki website yang aman, nyaman, dan stabil. Jadi, bisnis Anda bisa menjaring lebih banyak konsumen.
Di mana Anda bisa mendapat itu semua? Tak usah mencari jauh-jauh, karena Niagahoster punya apa yang Anda butuhkan!
Dengan berlangganan hosting di Niagahoster, Anda akan mendapatkan website yang:
- Stabil – Berkat dukungan green data center tier-4 berstandar internasional, uptime rate Niagahoster berada di angka 99.91%. Sehingga website Anda dijamin online 24 jam.
- Cepat – Website Anda akan didukung LiteSpeed web server, yaitu web server tercepat di dunia. Selain itu, ada fitur lain yang dapat mendongkrak kecepatan website Anda, seperti LiteSpeed Memcached dan Full Enterprise SSD.
- Aman – Anda dapat mencegah ancaman siber dengan adanya fitur keamanan seperti Imunify360, proteksi DDoS, dan juga SSL gratis selamanya.
Selain itu, Anda juga tak perlu khawatir jika ada masalah. Karena Niagahoster menyediakan tim support yang dapat dihubungi 24/7 melalui live chat, email, dan telepon.
Kabar baiknya lagi, tim Niagahoster akan membuatkan websitenya untuk Anda! Jadi, yang perlu Anda lakukan hanya memilih template website, lalu tunggu sampai websitenya selesai dibangun. Simpel sekali, kan?
Tertarik? Yuk klik tombol di bawah untuk membangun website berkualitas di Niagahoster:
The post Yuk Belajar dari Para Penerima Forbes 30 Under 30 asal Indonesia! appeared first on Niagahoster Blog.
source https://www.niagahoster.co.id/blog/forbes-30-under-30/
via Blogger https://ift.tt/2UrEhXK
June 22, 2021 at 10:31AM
via Blogger https://ift.tt/3zKqXOm
June 22, 2021 at 10:35AM
via Blogger https://ift.tt/2TXKb2I
June 22, 2021 at 01:35PM
via Blogger https://ift.tt/3xJpbeG
June 22, 2021 at 04:35PM
via Blogger https://ift.tt/3xGhoxT
June 22, 2021 at 07:35PM
via Blogger https://ift.tt/3d4tXvg
June 22, 2021 at 10:35PM
via Blogger https://ift.tt/3vPJNQM
June 23, 2021 at 01:35AM
via Blogger https://ift.tt/3gZoAyq
June 23, 2021 at 04:52AM
via Blogger https://ift.tt/2SoA3Q2
June 23, 2021 at 07:35AM
via Blogger https://ift.tt/3xMsSAi
June 23, 2021 at 10:35AM