Menjelajahi website memang mudah dan menyenangkan. Tapi, bayangkan jika kamu harus menulis alamat IP seperti 172.18.11.123 setiap kali kamu ingin mengunjungi sebuah website. Ditambah lagi, setiap website memiliki alamat IP yang berbeda! Nah, DNS atau Domain Name System adalah sistem yang menerjemahkan alamat IP ke nama domain.
Singkatnya, dengan DNS kamu tak perlu repot mengetik alamat IP dalam bentuk angka ketika mengunjungi website.
Kamu hanya perlu menuliskan nama domain, kemudian DNS akan menerjemahkannya ke IP address tujuan. Mau tahu penjelasan tentang DNS, cara kerja dan jenisnya secara lengkap? Baca artikel ini sampai selesai ya!
Apa itu DNS?
DNS (Domain Name System) adalah server yang menghubungkan URL dengan IP address. Artinya, sistem pada DNS akan mengubah URL website menjadi IP address sehingga pengguna tak perlu menulis alamat IP ketika hendak mengunjungi sebuah situs.
Contohnya ketika ingin mengunjungi Google di browser, tanpa DNS, kamu harus mengetik alamat IP 172.217.0.142 ke dalam address bar. Tapi dengan adanya DNS, kamu hanya perlu mengetik Google.com kemudian DNS akan menerjemahkan domain tersebut ke alamat IP yang dipahami oleh komputer.
Baca Juga: Apa Itu Domain? Penjelasan Lengkap untuk Pemula
Fungsi DNS
Dari penjelasan apa itu DNS, mungkin kamu sudah mendapat gambaran singkat tentang fungsinya. Untuk memperjelas pemahamanmu, berikut ini penjabaran fungsi DNS yang bekerja secara otomatis ketika kamu mengakses internet:
- Mengidentifikasi alamat komputer dalam suatu jaringan
- Menyediakan alamat IP untuk setiap host
- Meminta informasi IP address sebuah website berdasarkan alamat domain
- Mentranskripsikan hostname menjadi IP address dan sebaliknya
- Mencari data yang sesuai di database server untuk ditampilkan pada browser klien
- Melakukan pendataan server emailmencari server yang tepat untuk mengirimkan email
Baca Juga: Pengertian DNSSEC dan Cara Kerjanya
Bagian-bagian DNS
Prinsip DNS adalah mencocokkan nama komponen URL dengan komponen IP address. Hal ini karena setiap URL dan alamat IP memiliki bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. DNS dikelompokkan menjadi beberapa bagian tertentu. Berikut ini adalah bagian-bagian dalam DNS yang fungsinya saling berkaitan:
Recursive resolver
DNS recursive resolver adalah bagian pertama yang melakukan pencarian informasi IP address melalui DNS. Jika informasi tidak ditemukan pada cache server, maka sistem akan melakukan pencarian pada cache ISP.
Root server
Root server adalah database yang menjawab pertanyaan-pertanyaan soal nama domain dan IP address. Root sendiri tidak memiliki semua informasi tentang hostname dan IP address. Server ini bisa meneruskan permintaan informasi ke pihak lain yang memiliki informasi tersebut.
Hingga saat ini, ada 13 root server yang ada di dunia. Root server diurutkan secara alfabetis dan dikelola oleh organisasi seperti Internet System Consortium, Verisign, the U.S Army Research Lab, dan ICANN.
TLD server
Dari root server, sistem akan menggunakan Top Level Domain server untuk menemukan jenis informasi yang dicari. Setiap TLD seperti .com, .id, .au, .org, .edu memiliki server yang spesifik. Jadi, misalnya jika TLD memiliki ekstensi domain .id, maka server yang digunakan adalah server Indonesia.
Dengan membaca informasi ini, sistem akan meneruskan pencarian informasi ke server yang memiliki data yang dicari.
Baca Juga: Mengenal Layanan DNS Google, Google Public DNS
Authoritative name server
Authoritative name server adalah jenis server yang memiliki informasi lengkap terhadap situs yang dituju. Jika semua informasi yang diminta sudah sesuai, maka browser akan menampilkan website/halaman yang diminta oleh pengguna.
Umumnya, proses pencarian akan diulang untuk memastikan informasi yang diminta tetap up-to-date. Namun, beberapa informasi juga disimpan dalam bentuk cache di perangkat agar proses query berjalan lebih cepat.
Cara Kerja DNS
DNS memiliki cara kerja yang sistematis. Berikut ini penjelasan mengenai cara kerja DNS secara sistematis sesuai dengan urutannya.
- Pengguna mengetik ‘example.com’ ke dalam address bar browser. Proses query atau meminta informasi situs web akan berjalan kemudian akan diterima oleh DNS recursive resolver.
- Resolver kemudian menanyakan DNS root nameserver (.).
- Root server kemudian merespons resolver dengan alamat server DNS Top Level Domain (TLD) (seperti .com atau .net), yang menyimpan informasi untuk domainnya. Contohnya bila menelusuri example.com, request akan diarahkan ke TLD .com.
- Resolver kemudian membuat request ke TLD .com.
- Server TLD kemudian merespons dengan alamat IP server nama domain example.com.
- Recursive resolver kemudian mengirimkan kueri ke nameserver domain.
- Alamat IP untuk example.com kemudian dikembalikan ke resolver.
- DNS resolver kemudian merespons browser web dengan alamat IP domain yang diminta.
- Setelah proses selesai, browser yang digunakan dapat mengirimkan request ke website untuk mengambil konten-konten website menggunakan alamat IP yang ada.
Baca Juga: 10 VPN Gratis Terbaik untuk Internet yang Lebih Aman [Update 2022]
Jenis-jenis DNS Records
DNS Records adalah instruksi yang dibuat dan disimpan di server DNS yang disebut Zone File. Catatan ini memberikan detail penting yang berkaitan dengan domain dan nama host. Hal ini akan membantu server DNS mengarahkan kueri ke tempat yang dituju.
Baca Juga: Cara Mudah untuk Melihat IP Address di Laptop dan Smartphone
Berikut adalah beberapa jenis DNS Records yang umumnya dijumpai:
A (Address) record
Menyimpan informasi mengenai hostname. Biasanya digunakan untuk memetakan Fully Qualified Domain Name (FQDN) ke alamat IPv4 dan bertindak sebagai translator dengan mengubah nama domain ke alamat IP.
AAAA (Quad A)
Menyimpan informasi hostname dan hubungannya ke alamat IPv6.
CNAME
Canonical name atau alias yang merujuk ke domain atau subdomain lain, tapi tidak ke alamat IP. CNAME sering digunakan untuk melakukan redirect domain / subdomain ke sebuah IP address.
ANAME
Jenis record ini berguna untuk menunjukkan root domain ke hostname atau FQDN.
SOA (Start of Authority)
Muncul di bagian awal dokumen DNS zone dan menyimpan informasi mengenai domain yang sedang terhubung pada server. SOA juga merujuk pada Authoritative Name Server.
Baca Juga: 13 Jenis Cybercrime atau Kejahatan Internet Paling Berbahaya
NS (Name Server)
Sebuah catatan server nama yang memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut.
MX (Mail Exchange)
Record yang mengidentifikasi server untuk menangani mail. Digunakan untuk merekam server SMTP yang dimanfaatkan untuk saling berkirim email di suatu domain.
TXT (Text)
Data DNS yang memberikan informasi teks ke sumber di luar domain, yang dapat digunakan untuk validasi email, situs, memverifikasi domain di search console, dan sebagainya.
SRV (Service)
Record yang berfungsi untuk spesifikasi data DNS, seperti priority, name, weight, port, points, TTL. SRV mengizinkan layanan seperti instant messaging, atau VoIP untuk diarahkan untuk memisahkan host dan lokasi port.
PTR (Pointer)
PTR disebut juga RDNS atau reverse DNS. Kebalikan dari A record, PTR mengarahkan IP menjadi sebuah domain atau hostname.
Baca Juga: Cara Membuat Email dengan Domain Sendiri dengan Mudah dan Gratis!
Sudah Lebih Tahu tentang DNS?
Bagaimana, sudah lebih paham apa itu DNS? DNS adalah server yang bertugas mengubah URL website menjadi alamat IP. Intinya, DNS membantumu mengakses internet tanpa harus mengetik alamat IP dalam bentuk angka ketika hendak mengunjungi suatu website. Kamu hanya perlu menulis nama domain, dan DNS akan menerjemahkannya ke IP address tujuan.
Demikian penjelasan apa itu DNS, fungsi, hingga cara kerjanya. Semoga artikel ini membantumu ya! Kamu juga bisa baca artikel informatif lainnya di blog Dewaweb. Salam sukses online!
The post Apa itu DNS? Penjelasan, Cara Kerja, dan Jenisnya appeared first on Blog Dewaweb.
Blog Dewaweb https://ift.tt/3JGXVE8